Reportase 4 "Struktur Program Pelatihan" (Pertemuan 7)

Jakarta, 17 Oktober 2011, lantai 3 ruang 306 Fakultas Ilmu Pendidikan (gedung Daksinapati) Kampus A Universitas Negeri Jakarta, berlangsung perkuliahan Manajemen Diklat oleh Bapak Amril Muhammad, SE., M.Pd. Pertemuan kali ini adalah pertemuan ke tujuh yang berlangsung selama 120 menit, dimulai pukul 08.30 sampai 10.30 membahas mengenai Penyusunan Struktur Program Diklat.
Pada awal perkuliahan Pak Amril memanggil sejumlah anak berdasarkan kesamaan jabatan yang disusun kompetensinya pada pertemuan minggu lalu untuk diperiksa dan diperbaiki. Ada sekitar 8 kelompok yang memiliki kesamaan jabatan. Setelah dijelaskan mengenai kekurangan masing-masing, tiap kelompok diharuskan berdiskusi untuk merevisi dan menentukan mata diklat dan jam diklat yang lebih relevan dengan kompetensi pada jabatan tersebut.
Pada akhir perkuliahan beliau memberikan struktur program pelatihan untuk merevisi tugas sebelumnya. Struktur program pelatihan tersebut terdiri dari nama lembaga, pemimpin, nama jabatan, posisi di struktur organisasi, uraian tugas, persyaratan pemegang jabatan, kompetensi inti, pendukung, dan lainnya, serta dilanjutkan dengan struktur kurikulum berdasarkan kompeteni, mata diklat dan jam diklat (baik teori maupun praktek). Tugas tersebut dikumpulkan pada keesokan harinya dalam bentuk ketikan.
Perkuliahan hari itu membuat saya lebih mengetahui bagaimana kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang staff pemasaran (jabatan yang saya pilih) dan menentukan mata serta jam diklat yang relevan dengan kompetensinya melalui penjelasan mengenai letak kekurangan pada tugas sebelumnya.
Terimakasih Pak Amril 

Reportase 3 "Merancang Kurikulum"

Jakarta 10 Oktober 2011, lantai 3 gedung Daksinapati kampus A Universitas Negeri Jakarta ruang 307 oleh dosen Amril Muhammad,SE., M.Pd dengan mata kuliah Manajemen Diklat. Hari itu beliau menjelaskan dan memandu kami untuk membuat sebuah kurikulum selama 150 menit ke depan atau sejak jam 9.30 hingga 11.00.
Sebelum beliau memberikan tugas, beliau menjelaskan sedikit mengenai kurikulum. “kurikulum adalah seperangkat rencana pembelajaran atau pedoman pembelajaran,” jelas Pak Amril. Beliau juga mengatakan bahwa untuk membuat sebuah kurikulum harus ditentukan kompetensinya terlebih dahulu. Kompeten adalah kemampuan berfikir, bersikap dan bertindak secara konsisten sebagai perwujudan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki oleh peserta diklat. Terdapat 3 pilar dalam sebuah kompetensi: kompetensi utama, kompetensi pendukung, dan kompetensi lainnya. Kompetensi utama adalah kompetensi yang harus dimiliki seseorang yang menduduki suatu jabatan, kompetensi pendukung adalah kompetensi yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan perwujudan kompetensi utama. Sedangkan kompetensi lainnya adalah kompetensi yang secara tidak langsung mendukung optimalisasi kompeten utama. Beliau memberikan sedikit gambaran mengenai tiga pilar kompetensi ini pada seorang guru. Guru memiliki kompetensi utama, yaitu kompeteni pedagogic, personal, social, dan professional. Penguasaan IT mrupakan kompetensi pendukung seorang guru, sedangkan kompetensi lainnya adalah pengetahuan guru mengenai kode etik, peratutran pemerintah, dankebijakan yang terkait dengan seorang guru.
Setelah beliau memberikan sedikit penjelasan, maka kami diharuskan membuat kompeteni (utama, pendukung, dan lainnya) sebagai salah satu langkah untuk menyusun kurikulum dengan memilih salah satu bagian yang ada distruktur organisasi yang telah dibuat pada pertemuan lalu. Saya memilih membuat kompetensi pada staff pemasaran. Ketika sedang asyik mengerjakan, tidak terasa 150 menit sudah berlalu, sedangkan sebagian mahasiswa belum selesai dengan tugasnya. Akhirnya, beliau memberikan kerenggangan waktu untuk mengumpulkan sampai besok sekitar jam 12an dengan syarat tugas tersebut harus diketik.
Banyak hal yang dapat saya ketahui setelah pertemuan hari itu. Saya dapat menyusun kompetensi utama, pendukung dan lainnya pada staff pemasaran pada sebuah organisasi, yaitu kursus menjahit. Saya juga dapat menentukan mata diklat apa saja yang harus diberikan terkait kompetensi-kompetensi tersebut, sekaligus menentukan berapa jam mata diklat tersebut diberikan untuk mencapai titik efektif.
Terima kasih dosenku, Amril Muhammad,SE., M.Pd… 

Reportase 2 "Struktur Organisasi"

Universitas Negeri Jakarta, 3 Oktober 2011. Di ruang 306 FIP perkuliahan dimulai pada pukul 09.00 WIB sampai 11.00 WIB, pada pertemuan kelima ini bapak Amril Muhammad, SE., M.Pd selaku dosen manajemen diklat membahas mengenai struktur organisasi sebuah lembaga. Namun, kali ini beliau tidak banyak menerangkan karna kami telah mendapatkan mata kuliah desain organisasi pada semester 2 lalu.
Pada pertemuan itu kami diberi banyak kesempatan untuk membuat struktur atau desain lembaga organisasi beserta job description masing-masing jabatan. Lembaga organisasi ditentukan berdasarkan lembaga organisasi yang telah ditentukan oleh masing-masing mahasiswa/i pada mata kuliah manajemen pemasaran pada semester 4 kemarin.
Selama kurang lebih 120 menit saya membuat struktur organisasi pendidikan non formal, yaitu lembaga kursus menjahit beserta job descriptionnya dengan diberikan contoh yang ditayangkan di slide terlebih dahulu oleh Pak Amril. Setelah selesai beliau kembali menyerukan agar membuat rencana pelatihan yang akan diberikan kepada orang yang kiranya perlu dilakukan pelatihan. Setelah waktu selesai kami pun segera mnyerahkan tugas yang kami buat, sedangkan bagi mahasiswa/i yang belum selesai dengan tugasnya diberi kesempatan untuk mengumpulkan sampai jam 12 siang.
Pertemuan hari itu memberikan banyak manfaat untuk mahasiswa/i, khususnya saya. Saya dapat belajar bagaimana membuat struktur organisasi lembaga kursus menjahit dengan mendesain ketua yayasan, pemimpin cabang, kepala bagian keuangan, sarana prasarana, pendidikan, pemasaran beserta staf-stafnya agar lembaga kursus yang saya buat menjadi lembaga yang fungsi adminstratifnya berjalan sesuai fungsinya sehingga menjadi lebih efektif adan efisien daplam pencapaian tujuan.

Reportase 1 "Training Design and Evaluation Program" (Pertemuan 4)

Jakarta, 25 Septemberi 2011, mata kuliah Manajemen Diklat pertemuan ke-4 yang berlangsung di ruang 307 Gedung Daksinapati kampus A Universitas Negeri Jakarta kala itu membahas mengenai alasan mengapa perlu dilakukannya pelatihan dalam suatu organisasi atau perusahaan yang disampaikan oleh dosen mata kuliah, Amril Muhammad, SE., M.Pd. Berikut kira-kira pemaparannya:

1. Adanya kesenjangan anatra kinerja actual (nilai yang diperoleh) dengan knerja ideal (nilai yang seharusnya).
2. Karyawan baru, dalam hal ini setiap karyawan baru perlu dilakukan diklat agar mengetahui secara jelas apa yang menjadi job description-nya.
3. Teknologi baru, dalam hal ini ada dua kemungkinan, pertama teknologi baru yang yang memang harus dilakukan pelatihan agar pegawai mengetahui informasi dan cara pengoperasiannya dan yang ke dua adalah pegawai yang memang beru mengetahui teknologi yang sudah ada.
4. Membangun budaya (corporate culture) yang berbeda. Hal ini dapat terlihat dari selogan organisasi yang berbeda-beda yang kemudian membentuk budaya organisasi yang melahirkan nilai-nilai yang dianut yang nantinya menjadi penyemangat unsur-unsur yang terdapat pada organisasi tersebut.
5. Pegawai yang akan melakukan promosi (naik jabatan) dan mutasi (perpindahan jenjang yang setara).

Lalu bagaimana mengenai training and evaluation model? Pelatihan harus dibuat sesuai dengan kebutuhan para pesertanya. Berikut ini adalah cara melakukan pelatihan sesuai tujuan yang diharapkan:

1. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
a. Identifikasi masalah, upaya menemukan problem. Jika diibaratkan maka diklat adalah salah satu treatment untuk mengobati suatu penyakit.
b. Analisis pekerjaan, kejelasan dalam job description, job speculative tiap tenaga kependidikan dalam sekolah.
c. Identifikasi target permasalahan
Agar lebih focus ketika pelatihan kimia maka guru kimialah yang akan menjadi peserta. Spesifikasi ini membuat atau meminimalkan peserta.
d. Analisis kebutuhan pelatihan
Bagaimana maslaah bisa ada:
 Survey
 Pengamatan, melihat langsung atau melalui atasan. Karena biasanya atasan mempunyai catatan sendiri mengenai bawahannya.
 Studi dokumen, melihat dokumen penilaian kinerja pegawai yang selalu diadakan setiap periode.
 Wawancara
Jika pada tahap identifikasi kebutuhan ini keliru maka akan berakibat upaya treatment pun menjadi keliru.

2. MENDESIGN SASARAN YANG DIINGINKAN
Pembuatan sasaran ini dilakukan karena adanya suatu efek yang berganda. Ketika karyawan terlambat dating maka pekerjaan akan telat dimulai dan akan berdampak pada hasil yang diperoleh.
a. Pertimbangan kebutuhan awal
Pertimbangan ini meliputi kebutuhan fisik dan sikap, seperti pilot yang mengharuskan fisik tinggi dan sikap guru yang harus memiliki intonasi suara yang dapat diatur.
b. Menata tujuan pelatihan
Sasaran yang jelas akan membuat motifasi atau arah yang jelas.
c. Perancangan tes
Perancangan ini diharuskan jangan sampai tes yang dilakukan membuat orang menjadi tidak berinat mengikkuti tes. Tes didesign sesuai kebutuhan dan kemampuan.
d. Validasi tujuan
Ketidak validan membuat inefisiensi atau kemubaziran tujuan. Proses validasi memberi informasi tentang cara melakukan diklat.

3. PROSES DESIGN PELATIHAN ATU PEMBELAJARAN
Cara melakukan pelatihan yang diambil:
a. Design of instruction
Hampir sama dengan materi pembelajaran, namun materi yang sifatnya real akan lebih banyak dari konseptual karena keterbasan waktu.
b. Testing of instructional material
Pencekkan kesiapa diklat. Sebagai contoh ketika ada stimulasi kebakaran harus sudah siap akan ketersediaan air dan kesiapan peserta.
c. Production of instructional materials
Production tidak harus membuat tetapi menyiapkan. Bisa membuat bahan ajar dll, sedangkan alat bisa disiapkan.

4. PEAKSANAAN
Tiga tahap sebelumnya menentukan apakah jalan yang ditempuh benar atau salah.
a. Perencanaan Fasilitas Pelatihan
Fasilitas dilakukukan seiring dengan aksesbilitas pelatihan yang mampu menawarkan kemudahan.
b. Seleksi dan Kesempatan Proses
c. Seleksi Peserta Pelatihan
Seleksi dapat dilakukan melalui seleksi administrasi atau tes yang sesuai dengan kemampuan. Penseleksian terjadi karena membatasi peserta dan mengarah pada tujuan yang spesifik.
d. Pelaksanaan

5. EVALUASI
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah proses yang dilakukan berjalan sesuai rencana, harapan dan tujuan.
a. Analisis Prestasi Pelatihan
Pengevaluasian berupa tes dilakukan sebelum, sedang dan sesdudah pelatihan.
b. Analisis Performance Peserta Pelatihan
Pengevaluasian dilakukan setelah peserta masuk kerja.
c. Menghitung Biaya
Penghitungan apakah biaya yang dikeluarkan sepadan dengan apa yang didapatkan.