Reportase 10 "Make Questions" (Pertemuan 15)

Jakarta, 19 Desember 2011, lantai 3 ruang 306 Fakultas Ilmu Pendidikan (Gedung Daksinapati) Kampus A Universitas Negeri Jakarta, berlangsung perkuliahan Manajemen Diklat oleh Bapak Amril Muhammad, SE., M.Pd. Pertemuan kali ini adalah pertemuan ke limabelas yang berlangsung selama 120 menit, dimulai pukul dari 08.00 sampai 10.00.
Hari itu adalah waktu untuk memeriksa pertanyaan yang telah mahasiswa buat. Lima pertanyaan dari 10 pertanyaan tersebuat adalah pertanyaan yang akan ditanyakan saat UAS mendatang. Tetapi ternyata, hampir semua pertanyaan yang mahasisa buat mengalami kesalahan yang terletak pada kata tanyanya. Pertanyaan yang benar adalah diawali dengan kata Tanya bagaimana atau mengapa.
Karene waktu masih panjang maka mahasiswa diberi kesempatan untuk merivisi pertanyaannya saat itu juga. Bagi yang belum selesai dikumpulkan pada pertemuan berikutnya, bersamaan dengan semua tugas sebelumnya.
Sekian reportase saya, terimaksih :)

Reportase 9 "Revisi Penganggaran" (Pertemuan 14)

Jakarta, 12 Desember 2011, lantai 3 ruang 306 Fakultas Ilmu Pendidikan (Gedung Daksinapati) Kampus A Universitas Negeri Jakarta, berlangsung perkuliahan Manajemen Diklat oleh Bapak Amril Muhammad, SE., M.Pd. Pertemuan kala itu berlangsung selama 120 menit, dimulai pukul dari 08.00 sampai 10.00.
Seperti biasa awal perkuliahan dimulai dengan mengoreksi tugas. Kali ini tugas yang dikoreksi adalah tugas sebelumnya yang belum tuntas dan anggaran. Berhubung beliau tidak bisa mengajar karena bentroknya waktu untuk menghadiri acara penutupan magang, maka beliau hanya mengkoreksi bagian penganggarannya saja, itu pun hanya satu mahasiswa. Tetapi setelah beliau sekilas melihat tugas penganggaran seluruh mahasiswa, ternyata letak kesalahan tugas kali ini hampir sama, yaitu terletak pada format, bagian volume dan akomodasi untuk narasumber.
Karna keterbatasan waktu ini, maka beliau meminta waktu tambahan untuk memeriksa secara terperinci tugas penganggaran, dan kami (mahasiswa) sepakat untuk mengadakan jam tambahan Manajemen Diklat pada hari kamis, 15 desember 2011.
Tugas untuk pertemuan berikutnya adalah membuat 10 pertanyaan terkait tugas translate yang telah dikumpulkan pada awal pertemuan perkuliahan.
Sekian reportase saya, terimakasih :)

Reportase 8 "Penganggaran" (Pertemuan 11)

Jakarta, 21 November 2011, lantai 3 ruang 306 Fakultas Ilmu Pendidikan (Gedung Daksinapati) Kampus A Universitas Negeri Jakarta, berlangsung perkuliahan Manajemen Diklat oleh Bapak Amril Muhammad, SE., M.Pd. Pertemuan kali ini adalah pertemuan ke sebelas yang berlangsung selama 120 menit, dimulai pukul dari 08.00 sampai 10.00.

Seperti biasa perkuliahan selalu diawali dengan pemeriksaan tugas minggu lalu yaitu pembuatan silabus, jadwal pelatihan dan brosur hotel yang diperkirakan sebagai tempat pelatihan. Dan sperti biasa juga pasti selalu ada yang harus direvisi kembali dan kembali dikembalikan pada pertemuan minggu depan.

Setelah itu beliau mulai masuk pada materi penganggaran dan mulai menjelaskan. Beliau menerangkan apa saja yang harus diperhatikan dalam pembuatan anggaran pelatihan diklat seperti anggaran dalam persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan kegiatan pelatihan diklat. Dan beliau menugaskan kami untuk membuat anggaran pelatihan dan dikumpulkan 2 minggu kedepan karena pada senin mendatang beliau berhalangan untuk hadir.
Skian reportase saya, terimakasih :)

Reportase 7 Manajaemen Diklat (Pertemuan 10)

Jakarta, 14 November 2011, lantai 3 ruang 306 Fakultas Ilmu Pendidikan (Gedung Daksinapati) Kampus A Universitas Negeri Jakarta, berlangsung perkuliahan Manajemen Diklat oleh Bapak Amril Muhammad, SE., M.Pd. Pertemuan kali ini adalah pertemuan ke sepuluh yang berlangsung selama 120 menit, dimulai pukul dari 08.00 sampai 10.00.

Pertemuan kali ini diawali dengan mereview tugas sebelumnya yaitu jadwal pelatihan diklat. Hasilnya adalah hampir seluruh tugas dikembalikan kepada mahasiswa, hanya 3 orang saja yang diperkirakan benar. Ternyata kesalahan terbesarnya adalah tidak dicantumkannya nama pada panitia atau pun nara sumber yang bersangkutan. Kesalahan ini akan menyebabkan kekeliruan pada perkiraan anggaran yang tepat sasaran. Akhirnya, tugas pembuatan jadwal pelatihan harus direvisi minggu depan sekaligus dilakukan pencocokkan terhadap silabus berkaitan dengan jumlah jam diklat dan mata diklatnya.

Selain itu beliau membahas sedikit mengenai akomodasi penginapan untuk pelatihan diklat dan menganjurkan kami untuk mencari fasilitas hotel yaitu meeting room yang termasuk dalam fullboard.
Sekian reprtase saya terimakasih :)

Reportase 6 "Modul dan Jadwal Pelatihan" (Pertemuan 9)

Jakarta, 7 November 2011, lantai 3 ruang 306 Fakultas Ilmu Pendidikan (gedung Daksinapati) Kampus A Universitas Negeri Jakarta, berlangsung perkuliahan Manajemen Diklat oleh Bapak Amril Muhammad, SE., M.Pd. Pertemuan kali ini adalah pertemuan ke sembilan yang berlangsung selama 120 menit, dimulai pukul dari 08.00 sampai 10.00.
Seperti biasa awal perkuliahan selalu dibuka dengan pemeriksaan tugas mahasiswa. Tugas yang dikumpulkan kali ini adalah pembuatan silabus. Nampaknya, begitu banyak silabus yang dibuat tiap mahasiswa, sehingga rasanya tak mungkin jika tugas tersebut diperiksa satu persatu saat jam perkuliahan, bisa-bisa untuk satu kali pertemuan saja tidak cukup. Oleh karena itu beliau akan memeriksanya sendiri dan akan memberitahu kesalahan-kesalahan tiap mahasiswa pada pertemuan yang akan datang.
Jadi, pertemua ini Pak Amril membahas mengenai modul yag harus dibuat untuk setiap mata diklat masing – masing mahasiswa. Satu kalimat yang tersirat dalam benak saya selama menjalani perkuliahan ini, yaitu sepertinya setelah saya lulus mata kuliah ini, saya akan membuka tempat kursus menjahit sesungguhnya, hhehe. Balik lagi ke modul, pak amril menjelaskan sedikit mengenai apa itu modul dan apa saja yang harus ada di dalam modul. Modul berisikan pengantar, kompetensi, materi, metode, bahan dan alat, proses, tagihan, dan rangkuman. Setelah itu, beliau memberikan tugas untuk membuat 2 modul saja pada mata diklat yang telah dibuat, tetapi sebelum melangkah pada tugas ini beliau memberikan tugas untuk membuat jadwal pelatihan terlebih dahulu.
Begitu banyak manfaat yang dapat saya petik dari perkuliahan manajemen diklat ini, mudah-mudahan semangat kami mahasiswa, khususnya saya akan terus membara dalam menyelesaikan segala tugas yang diberikan. Sekian reportase saya, terimakasih :)

Reportase 5 "Silabus" (Pertemuan 8)

Jakarta, 31 Oktober 2011, lantai 3 ruang 306 Fakultas Ilmu Pendidikan (gedung Daksinapati) Kampus A Universitas Negeri Jakarta, berlangsung perkuliahan Manajemen Diklat oleh Bapak Amril Muhammad, SE., M.Pd. Pertemuan kali ini adalah pertemuan ke delapan yang berlangsung selama 120 menit, dimulai pukul dari 08.00 sampai 10.00.
Pertemuan kali ini seharusnya membahas mengenai silabus, tetapi setelah Pak Amril memeriksa tugas minggu lalu mengenai struktur diklat, ternyata masih banyak mahasiswa yg kurang tepat dalam menentukan kompetensi yang harus diberikan, sehinga waktu perkuliahan ini banyak digunakan untuk mereview tugas. Disamping memeriksa tugas, beliau juga menjelaskan sedikit mengenai silabus, dan kemudian memberikan format kolom untuk membuat sialbus. Format tersebut terdiri dari 7 kolom, yang berisi: standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sarana/sumber belajar dan penilaian. Kemudian beliau memberikan tugas membuat silabus untuk semua mata diklat yang ada pada struktur diklat yang telah dibuat.
Tidak terasa waktu telah habis, dan tugas silabus tersebut dilanjutkan di rumah dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya (7 November 2011), sedangkan tugas revisi struktur diklat diukumpulkan keesokan harinya.
Sekian reportase saya, terima kasih :)

KHUSNUL DEWI ANGGRAINI
14445096076
MP NR 2009

Reportase 4 "Struktur Program Pelatihan" (Pertemuan 7)

Jakarta, 17 Oktober 2011, lantai 3 ruang 306 Fakultas Ilmu Pendidikan (gedung Daksinapati) Kampus A Universitas Negeri Jakarta, berlangsung perkuliahan Manajemen Diklat oleh Bapak Amril Muhammad, SE., M.Pd. Pertemuan kali ini adalah pertemuan ke tujuh yang berlangsung selama 120 menit, dimulai pukul 08.30 sampai 10.30 membahas mengenai Penyusunan Struktur Program Diklat.
Pada awal perkuliahan Pak Amril memanggil sejumlah anak berdasarkan kesamaan jabatan yang disusun kompetensinya pada pertemuan minggu lalu untuk diperiksa dan diperbaiki. Ada sekitar 8 kelompok yang memiliki kesamaan jabatan. Setelah dijelaskan mengenai kekurangan masing-masing, tiap kelompok diharuskan berdiskusi untuk merevisi dan menentukan mata diklat dan jam diklat yang lebih relevan dengan kompetensi pada jabatan tersebut.
Pada akhir perkuliahan beliau memberikan struktur program pelatihan untuk merevisi tugas sebelumnya. Struktur program pelatihan tersebut terdiri dari nama lembaga, pemimpin, nama jabatan, posisi di struktur organisasi, uraian tugas, persyaratan pemegang jabatan, kompetensi inti, pendukung, dan lainnya, serta dilanjutkan dengan struktur kurikulum berdasarkan kompeteni, mata diklat dan jam diklat (baik teori maupun praktek). Tugas tersebut dikumpulkan pada keesokan harinya dalam bentuk ketikan.
Perkuliahan hari itu membuat saya lebih mengetahui bagaimana kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang staff pemasaran (jabatan yang saya pilih) dan menentukan mata serta jam diklat yang relevan dengan kompetensinya melalui penjelasan mengenai letak kekurangan pada tugas sebelumnya.
Terimakasih Pak Amril 

Reportase 3 "Merancang Kurikulum"

Jakarta 10 Oktober 2011, lantai 3 gedung Daksinapati kampus A Universitas Negeri Jakarta ruang 307 oleh dosen Amril Muhammad,SE., M.Pd dengan mata kuliah Manajemen Diklat. Hari itu beliau menjelaskan dan memandu kami untuk membuat sebuah kurikulum selama 150 menit ke depan atau sejak jam 9.30 hingga 11.00.
Sebelum beliau memberikan tugas, beliau menjelaskan sedikit mengenai kurikulum. “kurikulum adalah seperangkat rencana pembelajaran atau pedoman pembelajaran,” jelas Pak Amril. Beliau juga mengatakan bahwa untuk membuat sebuah kurikulum harus ditentukan kompetensinya terlebih dahulu. Kompeten adalah kemampuan berfikir, bersikap dan bertindak secara konsisten sebagai perwujudan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki oleh peserta diklat. Terdapat 3 pilar dalam sebuah kompetensi: kompetensi utama, kompetensi pendukung, dan kompetensi lainnya. Kompetensi utama adalah kompetensi yang harus dimiliki seseorang yang menduduki suatu jabatan, kompetensi pendukung adalah kompetensi yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan perwujudan kompetensi utama. Sedangkan kompetensi lainnya adalah kompetensi yang secara tidak langsung mendukung optimalisasi kompeten utama. Beliau memberikan sedikit gambaran mengenai tiga pilar kompetensi ini pada seorang guru. Guru memiliki kompetensi utama, yaitu kompeteni pedagogic, personal, social, dan professional. Penguasaan IT mrupakan kompetensi pendukung seorang guru, sedangkan kompetensi lainnya adalah pengetahuan guru mengenai kode etik, peratutran pemerintah, dankebijakan yang terkait dengan seorang guru.
Setelah beliau memberikan sedikit penjelasan, maka kami diharuskan membuat kompeteni (utama, pendukung, dan lainnya) sebagai salah satu langkah untuk menyusun kurikulum dengan memilih salah satu bagian yang ada distruktur organisasi yang telah dibuat pada pertemuan lalu. Saya memilih membuat kompetensi pada staff pemasaran. Ketika sedang asyik mengerjakan, tidak terasa 150 menit sudah berlalu, sedangkan sebagian mahasiswa belum selesai dengan tugasnya. Akhirnya, beliau memberikan kerenggangan waktu untuk mengumpulkan sampai besok sekitar jam 12an dengan syarat tugas tersebut harus diketik.
Banyak hal yang dapat saya ketahui setelah pertemuan hari itu. Saya dapat menyusun kompetensi utama, pendukung dan lainnya pada staff pemasaran pada sebuah organisasi, yaitu kursus menjahit. Saya juga dapat menentukan mata diklat apa saja yang harus diberikan terkait kompetensi-kompetensi tersebut, sekaligus menentukan berapa jam mata diklat tersebut diberikan untuk mencapai titik efektif.
Terima kasih dosenku, Amril Muhammad,SE., M.Pd… 

Reportase 2 "Struktur Organisasi"

Universitas Negeri Jakarta, 3 Oktober 2011. Di ruang 306 FIP perkuliahan dimulai pada pukul 09.00 WIB sampai 11.00 WIB, pada pertemuan kelima ini bapak Amril Muhammad, SE., M.Pd selaku dosen manajemen diklat membahas mengenai struktur organisasi sebuah lembaga. Namun, kali ini beliau tidak banyak menerangkan karna kami telah mendapatkan mata kuliah desain organisasi pada semester 2 lalu.
Pada pertemuan itu kami diberi banyak kesempatan untuk membuat struktur atau desain lembaga organisasi beserta job description masing-masing jabatan. Lembaga organisasi ditentukan berdasarkan lembaga organisasi yang telah ditentukan oleh masing-masing mahasiswa/i pada mata kuliah manajemen pemasaran pada semester 4 kemarin.
Selama kurang lebih 120 menit saya membuat struktur organisasi pendidikan non formal, yaitu lembaga kursus menjahit beserta job descriptionnya dengan diberikan contoh yang ditayangkan di slide terlebih dahulu oleh Pak Amril. Setelah selesai beliau kembali menyerukan agar membuat rencana pelatihan yang akan diberikan kepada orang yang kiranya perlu dilakukan pelatihan. Setelah waktu selesai kami pun segera mnyerahkan tugas yang kami buat, sedangkan bagi mahasiswa/i yang belum selesai dengan tugasnya diberi kesempatan untuk mengumpulkan sampai jam 12 siang.
Pertemuan hari itu memberikan banyak manfaat untuk mahasiswa/i, khususnya saya. Saya dapat belajar bagaimana membuat struktur organisasi lembaga kursus menjahit dengan mendesain ketua yayasan, pemimpin cabang, kepala bagian keuangan, sarana prasarana, pendidikan, pemasaran beserta staf-stafnya agar lembaga kursus yang saya buat menjadi lembaga yang fungsi adminstratifnya berjalan sesuai fungsinya sehingga menjadi lebih efektif adan efisien daplam pencapaian tujuan.

Reportase 1 "Training Design and Evaluation Program" (Pertemuan 4)

Jakarta, 25 Septemberi 2011, mata kuliah Manajemen Diklat pertemuan ke-4 yang berlangsung di ruang 307 Gedung Daksinapati kampus A Universitas Negeri Jakarta kala itu membahas mengenai alasan mengapa perlu dilakukannya pelatihan dalam suatu organisasi atau perusahaan yang disampaikan oleh dosen mata kuliah, Amril Muhammad, SE., M.Pd. Berikut kira-kira pemaparannya:

1. Adanya kesenjangan anatra kinerja actual (nilai yang diperoleh) dengan knerja ideal (nilai yang seharusnya).
2. Karyawan baru, dalam hal ini setiap karyawan baru perlu dilakukan diklat agar mengetahui secara jelas apa yang menjadi job description-nya.
3. Teknologi baru, dalam hal ini ada dua kemungkinan, pertama teknologi baru yang yang memang harus dilakukan pelatihan agar pegawai mengetahui informasi dan cara pengoperasiannya dan yang ke dua adalah pegawai yang memang beru mengetahui teknologi yang sudah ada.
4. Membangun budaya (corporate culture) yang berbeda. Hal ini dapat terlihat dari selogan organisasi yang berbeda-beda yang kemudian membentuk budaya organisasi yang melahirkan nilai-nilai yang dianut yang nantinya menjadi penyemangat unsur-unsur yang terdapat pada organisasi tersebut.
5. Pegawai yang akan melakukan promosi (naik jabatan) dan mutasi (perpindahan jenjang yang setara).

Lalu bagaimana mengenai training and evaluation model? Pelatihan harus dibuat sesuai dengan kebutuhan para pesertanya. Berikut ini adalah cara melakukan pelatihan sesuai tujuan yang diharapkan:

1. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
a. Identifikasi masalah, upaya menemukan problem. Jika diibaratkan maka diklat adalah salah satu treatment untuk mengobati suatu penyakit.
b. Analisis pekerjaan, kejelasan dalam job description, job speculative tiap tenaga kependidikan dalam sekolah.
c. Identifikasi target permasalahan
Agar lebih focus ketika pelatihan kimia maka guru kimialah yang akan menjadi peserta. Spesifikasi ini membuat atau meminimalkan peserta.
d. Analisis kebutuhan pelatihan
Bagaimana maslaah bisa ada:
 Survey
 Pengamatan, melihat langsung atau melalui atasan. Karena biasanya atasan mempunyai catatan sendiri mengenai bawahannya.
 Studi dokumen, melihat dokumen penilaian kinerja pegawai yang selalu diadakan setiap periode.
 Wawancara
Jika pada tahap identifikasi kebutuhan ini keliru maka akan berakibat upaya treatment pun menjadi keliru.

2. MENDESIGN SASARAN YANG DIINGINKAN
Pembuatan sasaran ini dilakukan karena adanya suatu efek yang berganda. Ketika karyawan terlambat dating maka pekerjaan akan telat dimulai dan akan berdampak pada hasil yang diperoleh.
a. Pertimbangan kebutuhan awal
Pertimbangan ini meliputi kebutuhan fisik dan sikap, seperti pilot yang mengharuskan fisik tinggi dan sikap guru yang harus memiliki intonasi suara yang dapat diatur.
b. Menata tujuan pelatihan
Sasaran yang jelas akan membuat motifasi atau arah yang jelas.
c. Perancangan tes
Perancangan ini diharuskan jangan sampai tes yang dilakukan membuat orang menjadi tidak berinat mengikkuti tes. Tes didesign sesuai kebutuhan dan kemampuan.
d. Validasi tujuan
Ketidak validan membuat inefisiensi atau kemubaziran tujuan. Proses validasi memberi informasi tentang cara melakukan diklat.

3. PROSES DESIGN PELATIHAN ATU PEMBELAJARAN
Cara melakukan pelatihan yang diambil:
a. Design of instruction
Hampir sama dengan materi pembelajaran, namun materi yang sifatnya real akan lebih banyak dari konseptual karena keterbasan waktu.
b. Testing of instructional material
Pencekkan kesiapa diklat. Sebagai contoh ketika ada stimulasi kebakaran harus sudah siap akan ketersediaan air dan kesiapan peserta.
c. Production of instructional materials
Production tidak harus membuat tetapi menyiapkan. Bisa membuat bahan ajar dll, sedangkan alat bisa disiapkan.

4. PEAKSANAAN
Tiga tahap sebelumnya menentukan apakah jalan yang ditempuh benar atau salah.
a. Perencanaan Fasilitas Pelatihan
Fasilitas dilakukukan seiring dengan aksesbilitas pelatihan yang mampu menawarkan kemudahan.
b. Seleksi dan Kesempatan Proses
c. Seleksi Peserta Pelatihan
Seleksi dapat dilakukan melalui seleksi administrasi atau tes yang sesuai dengan kemampuan. Penseleksian terjadi karena membatasi peserta dan mengarah pada tujuan yang spesifik.
d. Pelaksanaan

5. EVALUASI
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah proses yang dilakukan berjalan sesuai rencana, harapan dan tujuan.
a. Analisis Prestasi Pelatihan
Pengevaluasian berupa tes dilakukan sebelum, sedang dan sesdudah pelatihan.
b. Analisis Performance Peserta Pelatihan
Pengevaluasian dilakukan setelah peserta masuk kerja.
c. Menghitung Biaya
Penghitungan apakah biaya yang dikeluarkan sepadan dengan apa yang didapatkan.

Reportase 14 "Kepuasan Pelanggan"

Kepuasan pelanggan adalah suatu keadaan dimana keinginan, harapan dan kebutuhan pelanggan dipenuhi. Suatu pelayanan dinilai memuaskan bila pelayanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Pengukuran kepuasan pelanggan merupakan elemen penting dalam menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih efisien dan lebih efektif. Apabila pelanggan merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang disediakan, maka pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak efektif dan tidak efisien. Hal ini terutama sangat penting bagi pelayanan publik.
Tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan merupakan faktor yang penting dalam mengembangkan suatu sistim penyediaan pelayanan yang tanggap terhadap kebutuhan pelanggan, meminimalkan biaya dan waktu serta memaksimalkan dampak pelayanan terhadap populasi sasaran.

Reportase 13 "Perilaku Pelanggan"

#Perilaku Pelanggan#

Perilaku, dalam hal ini perilaku seseorang atau pelanggan, erat kaitannya dengan sifat, watak, asal daerah (suku bangsa), tingkat pendidikan, taraf hidup orang atau pelanggan tersebut. Oleh karena itu, dalam mengamati perilaku pelanggan tentunya kita tidak akan menyamaratakan satu sama lain. Perbedaan orang-orang tersebut akan terlihat jelas dari bagaimana ia berbicara, melakukan komunikasi, mengemukakan pendapat dan bertindak. Mengamati perilaku pelanggan memang menarik, karena beragam perilaku pelanggan harus kita cermati baik-baik. Ada beberapa contoh perilaku pelanggan yang sering kita lihat, yaitu sebagai berikut:

1. Pelanggan Pemalu yang Sulit Diajak Bicara atau Didekati
Ciri-ciri pelanggan pemalu:
a) Jarang berbicara, tidak menyatakan pendapat
b) Sedikit gugup dalam berbicara
c) Sering berdiam diri dengan wajah tanpa ekspresi
2. Pelanggan Ragu-ragu atau Hati-hati
Ciri-ciri pelanggan peragu:
a) Selalu ragu dalam memutuskan sesuatu, karena diliputi kebimbangan
b) Dalam memutuskan sesuatu selalu meminta pendapat orang lain
c) Kurang percaya diri
3. Pelanggan yang Banyak Bicara
Ciri-ciri pelanggan yang banyak bicara
a) Suka mendominasi dan mencari perhatian
b) Suka mencorocos bicara tentang segala hal
c) Kurang peduli terhadap orang lain, karena lebih mementingkan diri sendiri
4. . Pelanggan yang Banyak Permintaan
Ciri-ciri pelanggan yang banyak permintaan:
a) Selalu tidak puas, suka membanding-bandingkan dan suka iri hati terhadap apa yang diperolah oleh orang lain
b) Bila membeli suatu barang selalu menanyakan hadiah ekstra
c) Suka banyak bertanya/bicara, padahal tujuannya hanya iseng mengerjai petugas.
5. Pelanggan yang Curiga
Ciri-ciri pelanggan yang curiga:
a) Selalu mencari kesalahan orang lain/petugas
b) Selalu menampakkan wajah menyelidik, tidak senang, was-was, khawatir akan ditipu atau diperas
c) Kurang percaya terhadap orang lain.
6. Pelanggan yang Sombong
Ciri-ciri pelanggan yang sombong:
a) Selalu ingin menonjol dengan tingkah laku yang berlebihan
b) Dalam berbicara dan berpenampilan selalu ingin menjadi pusat perhatian
c) Mereka juga bisanya suka membual/bohong
d) Bila tersinggung, terkadang suka menghina orang/petugas
7. Pelanggan yang Lugu
Ciri-ciri pelanggan yang lugu:
a) Ia biasanya tampak bingung dan ragu
b) Tidak percaya diri
c) Mudah dipengaruhi
8. Pelanggan yang Tidak Sabar
Ciri-ciri pelanggan yang tidak sabar:
a) Sering bertanya pada petugas
b) Selalu ingin tahu apa yang terjadi di dalam toko
c) Tanpa sadar suka meremas-remas benda yang dipegangnya
d) Suka menghentakkan kaki pada lantai
9. Pelanggan yang Senang Berdebat
Ciri-ciri pelanggan yang senang berdebat:
a) Suka membantah apa yang kita sampaikan
b) Selalu menganggap dirinya paling pandai dan paling hebat
c) Malas mendengarkan argumentasi orang lain
d) Suka membuat suasana gaduh, sehingga mengganggu pelanggan lain
10. Pelanggan yang Siap Mental
Ciri-ciri pelanggan yang siap mental:
a) Dalam berbelanja ia penuh keyakinan karena sudah mempersiapkan diri mengenai produk apa saja yang dia butuhkan
b) Tegas, ringkas, dan tidak membuag waktu dalam menentukan pilihan



Sumber: http://id.shvoong.com/business-management/entrepreneurship/1990883-mengamati-perilaku-pelanggan/

Tugas Kelompok "Positioning n Marketing Mix"

Nama Kelompok :  Karunia Bunga Winiarti
 Khusnul Dewi Anggraini
 Putri Puji Pertiwi
Bisnis : Blossom Salon n Spa
Manajemen Pendidikan Non Reg 2009

POSITIONING
Usaha yang akan kami dirikan adalah salon. Untuk segmentasi jenis salon ini adalah wanita, khususnya golongan menengah ke atas. Mengapa? Karena salon adalah tempat yang menyenangkan bagi wanita untuk memanjakan diri, yang di dalamnya terdapat serangkaian aktifitas perawatan, seperti perawatan tubuh, kulit, wajah, rambut, daerah intim, dll, sehingga orang yang sempat memikirkan untuk merawat dirinya adalah mereka yang memiliki cukup uang, karena jasa salon ini lumayan mahal harganya. Kemudian kami memilih lokasi di ibu kota Jakarta, khususnya Jakarta Selatan. Hal ini dilakukan karena ada beberapa alasan yang dipertimbangkan. Pertama, Jaksel adalah salah satu tempat yang kadar perkembang trend dan gaya hidup tinggi, sehingga orang-orangnya akan sangat memperhatikan penampilan. Ke dua, Jaksel terdapat banyak kantor-kantor besar, sehingga akan memungkinkan orang di dalamnya disibukkan dengan berbagai aktifitas yang membuat mereka menjadi tegang dan stress. Dan salonlah yang akan menjadi tempat pelarian kejenuhan dan kestressan mereka. Maka rasanya tepat jika kami menempatkan salon sesuai segmentasi yang kami inginkan di kawasan Jakarta Selatan.
Competitive Advantage
Salon ini akan berusaha untuk memberikan kesan nyaman yang mendalam untuk memenuhi permintaan konsumen. Kami akan membuat konsumen merasakan surga dunia di salon ini. Ditambah lagi dengan kelengkapan perawatan, tenaga handal, bahan-bahan alami dan pengadaan cafe, maka konsumen tidak perlu meragukan lagi mengenai kepuasan dan service yang diberikan. Sehingga, dengan melihat salon ini dan mendengar namanya saja orang akan spontan merasakan kenyamanan. Jadi, image seperti inilah yang ingin kami tonjolkan.
Comunicating and Delivering
Untuk menikmati jasa salon kami, ada 3 cara untuk mengaksesnya. Hal ini dilakukan untuk memberi pilihan yang akan memudahkan konsumen, diantaranya:
1. Konsumen datang langsung untuk memilih perawatan yag diinginkan. Tetapi kami tidak bisa menjamin kemungkinan salon sedang ramai, sehingga konsumen harus masuk daftar tunggu terlebih dahulu.
2. Konsumen dapat memesan atau membooking perawatan yang diinginkan minimal satu hari sebelumnya. Dengan cara ini, maka konsumen tidak perlu masuk daftar tunggu sekalipun salon sedang ramai.
3. Konsumen dapat menikmati jasa perawatan salon di rumah sendiri (perawatan rumahan). Tetapi khusus perawatan rumahan, treatment yang ditawarkan terbatas, hal ini berkaitan dengan kemudahan dan kesukaran pemindahan alat.

MARKETING MIX
Produk
Produk yang ditawarkan di disalon kami ada dua macam, yaitu berbentuk jasa dan barang. Maka ke duanya dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Jasa  Consummer produk
Artinya, treatment atau perawatan yang di beli adalah memang untuk dinikmati konsumen itu sendiri. Jika digolongkan lagi maka salon yang akan dibuat ini tergolong shopping produk dan specialty produk, dimana konsumen harus memilah milih perawatan yang sedang dibutuhkan dengan kondisi dan keadaannya saat ini. Selain itu kami menyediakan beberapa paket khusus untuk semua waktu dan untuk waktu tertentu. Misalnya, paket pernikahan (semua waktu) atau paket lebaran dan tahun baru (waktu tertentu).
2. Barang  Industrial Produk
Selain itu, kami juga menyediakan barang yang dibutuhkan salon dalam jumlah banyak, seperti shampoo, cream crembath, lulur, vitamin, dll. Sehingga, kebanyakan konsumennya adalah salon-salon lain yang akan membeli untuk memenuhi kebutuhan salonnya.

Ada beberapa alasan yang memungkinkan konsumen untuk datang dan menikmati jasa salon yang kami dirikan, diantaranya:
1. Product attributes
a. Kualitas, salon yang akan kami dirikan ini sudah pasti akan memuaskan konsumen dengan kualitas tinggi yang diberikan. Pertama, pegawai yang dipekerjakan di salon kami adalah tenaga handal dan bersertifikat. Kedua, ada dokter kecantikan yang khusus menangani konsumen dengan masalah kulit wajah. Ketiga, kami menggunakan bahan-bahan yang aman dan alami untuk dikonsumsi pada tubuh.
b. Features, salon kami menyediakan perawatan lengkap dari ujung rambut sampai ujung kaki. Sehingga, kelengkapan inilah yang akan memudahkan setiap konsumen yang datang untuk memilih treatment yang akan dijalani.
c. Produk Design, selain itu kami juga menyediakan paket-paket untuk konsumen yang memang ingin menjalani beberapa treatment. Dengan paket ini konsumen tidak perlu bingung untuk memilih treatment dan juga harga yang ditawarkan tentu akan berbeda dengan treatment satuan.

2. Brand
Logo ini dipilih untuk mewakili harapan bisnis kami yaitu blossom salon and spa. Dimana blossom sendiri memiliki arti mekar layaknya bunga. Karena kami ingin bisnis ini terus mekar dan terus berkembang seperti bunga. Maka pada logo kami terdapat gambar bunga berwarna orange yang dalam feng shui warna orange berarti menyalakan energi, optimisme, daya tahan, dan inspirasi. Kami menggunakan brand equity yang akan membuat konsumen akan merasa lebih percaya dengan brand-brand yang sudah terkenal, seperti makarizo, marta tilaar, biokos, la tulip, dll. Selain itu kami juga mengeluarkan produk dengan brand kami sendiri, yaitu Blossom.

3. Packaging
Packaging atau kemasan termasuk beberapa hal penting dalam sebuah bisnis. Kami mengemas salon ini dengan nuansa warna hijau yang memberikan kesejukan dan sedikit ornament warna putih, ungu, dan kuning. Ke tiga ornament warna tersebut diberikan agar warna hijau tidak terkesan monoton dan membosankan. Untuk perawatan pun, konsumen disediakan baju khusus dengan corak batik berwarna hijau dengan campuran kuning gading, yang menandakan bahwa semua bahan alami dan nyaman. Jelasnya, hampir semua detail di salon ini diberi sentuhan hijau. Untuk konsumen yang menikmati perawatan paket akan diberikan seperangkat perawatan tubuh yang dikemas ke dalam buddy bag yang elegan berwarna hijau dengan tulisan nama salon dan website yang dapat dikunjungi.

4. Product support services
Treatment yang akan dijalani konsumen membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga konsumen yang datang lebih dari satu orang atau keluarga dapat menunggu di cafe yang telah kami sediakan. Jadi, tidak ada lagi orang (pria khususnya) yang merasa bosan ketika menunggu pasangannya di salon.


Price
Harga yang kami tawarkan beragam, berikut penjabarannya:
NO. Uraian Harga
1. Potong cuci Rp 50.000
2. Blow cuci Rp 50.000
3. Potong poni Rp 25.000
4. Facial Biasa Rp 70.000
5. Facial (special) Rp 150.000
6. Krimbat biasa Rp 50.000
7. Krimbat (special) Rp 75.000
9. Hair Spa (biasa) Rp 60.000
10. Hair Spa (special) Rp 85.000

11. Lulur (biasa) Rp 150.000

12. Lulur (special) Rp 200.000
13. Keriting pendek Rp 300.000
14. Keriting panjang Rp 600.000
15. Make-Up Rp 200.000
16. Medicure Rp 75.000
17. Fedicure Rp 75.000
18. Reibonding pendek Rp 300.000
19. Reibonding panjang Rp 800.000
20. Keriting gantung Rp 250.000
21. Coloring Rp 400.000
22. Toning Rp 150.000


PRICE LIST HARGA PAKET
1. PAKET Rp. 300.000
a. Paket A Creambath, cuci, Blow, Menicure/Pedicure
b. Paket B Creambath Cuci Blow Refleksi
c. Paket C Creambath Cuci Blow Gunting
d. Paket D Creambath Cuci Blow Facial
e. Paket E Massage Sauna Cuci Blow
2. PAKET Rp. 500.000
a. Paket A Lulur, Sauna, Mandi susu, Creambath
b. Paket B Lulur, Sauna, Menicure, pedicure
c. Paket C Spa, Sauna, Mandi Susu, Facial
d. Paket D Spa, Sauna, Masker Payudara, Ear Therapy
e. Paket E Lulur, Sauna, Masker Badan, Mandi Susu

PAKET PRE WEDDING Rp. 700.000 (8x Pertemuan)
1. Spa Sauna Masker Payudara Ear Therapy
2. Masker Badan Ratus Manipedi
3. Lulur Sauna Mandi susu Creambath Ratus
4. Lulur Masker Payudara Masker Susu Ratus Mandi Susu
5. Lulur Sauna Mandi susu Creambath Ratus
6. Lulur Ratus Totok Wajah Facial Viva
7. Lulur Sauna Mandi Susu Creambath Ratus
8. Manicure Pedicure

Place
Salon yang akan didirikan di daerah Jakarta Selatan tepat dipinggir jalan besar. Sehingga orang akan muda menemukan salon kami. Kami memilih penempatan salon di daarah Jakarta Selatang karena beberapa alasan yang dipertimbangkan seperti yang telah kami jelaskan di awal pembicaraan.

Promotion
Ada beberapa cara yang kami gunakan untuk menarik dan menggaet banyak pelanggan, diantaranya:
1. kami menggunakan website untuk mengumumkan pada konsumen local maupun antarlokal mengenai salon dan treatment-treatmet yang kami sediakan beserta kisaran harganya.
2. Selain website, kami juga menggunakan brosur dan spanduk yang akan disebar dan dipasang di berbagai daerah di kota Jakarta.
3. Untuk pelanggan, kami menyediakan member card / kartu diskon yang akan diberikan dengan cuma-cuma pada kedatangan pertama kali. Fungsi member card, pertama, kami memberikan diskon 10% untuk semua jenis treatment. Kedua, kami akan memberikan gratis satu treatment untuk 10 kali kedatangan minimal 100 ribu.
4. Untuk paket perawatan akan diberikan bingkisan berupa buddy bag yang berisi seperangkat perawatan tubuh.
5. Kami akan mengadakan bulan diskon secara rutin pada waktu-waktu special, seperti hari valentine, tahun baru, natal, lebaran, dll.

Reportase 12 "Kualitas"

Jakarta, 25 Mei 2011, mata kuliah Manajemen Pemasaran dan Jasa Pendidikan yang berlangsung di ruang 307 Gedung Daksinapati kampus A Universitas Negeri Jakarta kala itu membahas mengenai “Kualitas dalam Pemasaran Produk” yang disampaikan oleh dosen mata kuliah, Amril Muhammad, SE., M.Pd.

Beliau menyampaikan bahwa Kualitas adalah suatu strategi dasar bisnis yang menghasilkan barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan atau bahkan melampaui harapan konsumen bukan saja satu kali tetapi berulangkali dan memberikan kepuasan kepada pelanggan.

Ada 3 aspek yang menunjukkan barang atau jasa dapat dikatakan berkualitas, diantaranya:
1. Satu-satunya, artinya suatu barang atau jasa memiliki kualitas jika hanya ada satu keberadaannya. Hal ini dapat ditandai dengan produksi yang jumlahnya terbatas atau sedikit. Kualitas macam ini dapat dikatakan kualitas yang absolute. Dengan begini maka pelanggan memiliki kepuasan tersendiri karena menggunakan barang atau jasa yang memiliki kualaitas absolute. Sebagai contoh perusahaan Ferarri hanya mengeluarkan produknya dalam jumlah yang sedikit, hal ini akan membuat konsumen merasa puas jika mendapatkan produk langka tersebut. Dalam pendidikan, misalnya Universitas Negeri yang berada di ibu kota Jakarta hanya satu, yaitu Universitas Negeri Jakarta, maka UNJ dikatakan berkualitas.
2. Mengacu pada standar yang relative, artinya suatu barang atau jasa hari ini dapat dikatakan berkualitas, tetapi pada tahun berikutnya belum tentu barang atau jsa tersebut berkualitas menurut konsumennya. Perubahan ini ada karena penyesuaian standar terhadap kondisi dan situasi. Dalam pendidikan dapat diambil contoh melalui standar UN, standar tersebut selalu berubah-ubah dengan grafik naik setiap tahunnya karena ingin menyesuaikan dengan standar yang dianggap memiliki kualitas.
3. Customer Satisfaction, yaitu dilihat dari sejauh mana kepuasan yang di dapatkan oleh pelanggan terhadap barang atau jasa yang digunakannya, karena setiap konsumen (individu) memiliki keinginan, selera, dan tingkatan standar yang berbeda-beda. Puas atau tidaknya seorang pelanggan dapat dilihat dari consumer behavior (perilaku konsumen). Untuk mengetahui perilaku konsumen dapat dilakukan marketing intelligence untuk melihat bagaimana keadaan yang sedang dibutuhkan oleh pasar, sehingga produsen dapat terus melakukan inovasi.

Beliau juga mengibaratkan kualitas itu seperti ikan. Dimana kepala ikan sebagai kualitas dan tulang-tulang ikan sebagai alas an atau aspek yang membuat suatu produk berkualitas. Berikut gambar penjelasannya:


Reportse 11 "Promosi"

POMOTION OF MARKETING AND COMMUNICATION
Universitas Negeri Jakarta, 13 Mei 2011, gedung Daksinapati ruang 306 dengan Amril Muhamad, SE., M.Pd selaku dosen Manajemen Pemasaran Jasa Pendidikan. Pertemuan pagi itu membahas mengenai Promotion yang masih terkait dengan topic yang lalu yaitu, target positioning and marketing mix. Berikut untuk lebih jelasnya!
Promotion dilakukan karena orang perlu diinformasikan tentang produk yang dijual. Untuk itu muncul iklan. Iklan adalah penyampaian informasi dengan tidak adanya pertemuan langsung atara konsumen dengan produsen.
Ada beberapa cara yag dilakukan produsen untuk mempromosikan dan mengkomunikasikan produknya kepada konsumen, diantaranya:
1. Advertising, bentuk promosi gagasan barang / jasa yang disampaikan melalui media indoor dan outdoor, cetak, audio, visual, dan audio visual.
2. Personal selling, penjualan dan promosi yang dilakukan oleh sales.
3. Sales promotion, penjualan yang dilakukan perusahaan kepada konsumen dengan memeberi bonus / potongan harga dalam jangka waktu tertentu.
4. Public relation, proses membangun hubungan baik antara perusahaan dengan masyarakat atau konsumen untuk membangun citra positif perusahaan di mata masyarakat. PR juga digunakan ubtuk mengatasi masalah negative yang mungkin muncul dari masyarakat atau melakukan kegiatan-kegiatan tertentu (event).

Reportse 10 "Pricing atau Kebijakan Harga"

PRICING
Universitas Negeri Jakarta, 11 Mei 2011, gedung Daksinapati ruang 307 dengan Amril Muhamad, SE., M.Pd selaku dosen Manajemen Pemasaran Jasa Pendidikan. Pertemuan pagi itu membahas mengenai Pricing atau biasa disebut harga. Apa itu harga dan apa saja factor-faktor yang dapat mempengaruhi harga??? Berikut kira-kira penjelasannya.
Price/harga adalah sejumlah uang yang ditukarkan untuk memperoleh produk atau sejumlah nilai yang digunakan utuk memeperoleh manfaat dari pemilikan atau penggunaan jasa.
Ada 2 faktor yang dapat memepengaruhi price, yaitu:
1. Factor internal
Factor-faktor yang datangnya dari dalam sebuah organisasi/perusahaan. Factor internal tersebut, diantaranya:
a. Cost (harga pokok)
Cost adalah berapa jumlah uang yang harus dikeluarkan untuk menghasilkan suatu barang beserta dengan laba yang diinginkan, dimana mencakup bahan baku (BB), tenaga kerja langsung (TKL), overhead (OH), dan laba.
b. Marketing mix strategy
Barang yang sama kemudian dijual di toko yang berbeda, maka harga yang ditawarkan pun akan berbeda.
c. Marketing objective (tujuan pemasaran)
Setiap orgaisasi memiliki tujuan yang berbeda. Sebagai contoh UNJ, biaya kuliah yang diemban tiap mahasiswa sangatlah kecil, bila dipikir UNJ tidaklah untung bahkan mengalami kerugian, tetapi karna tujuan UNJ bukanlah mencari keuntungan melainkan melayanai masyarakat secraa mkasimal.
d. Organizational consideration (pertimbangan-pertimbangan organisasi)
Pertimbangan organisasi tersebut berkaitan dengan:
1) SDM
2) Product (kemasan)
3) Outlet,
4) Coverage (jangkauan)
2. Factor external
a. Market, memiliki sifat, diantaranya:
1) Pure competition, kompetisi yan benar-benar jujur dan fair.
2) Monopoli, harga yang dapat ditentukan sendiri atau hanya ada satu produsen yang menguasai pasar, seperti PLN yang dapat menentukan harga sendiri karena meurpakan produsen satu-satunya.
3) Oligorki, harga yang disepakati bersama oleh beberapa perusahaan, maka dapat dikatakan beberapa perusahaan yang menguasai pasar.
b. Demand (kekuatan permintaan)
1) Bila demand naik, dan supply tetap, maka harga menjadi naik.
2) Bila demand turun, dan supply tetap, maka harga menjadi turun.
c. Competitors
Perusahaan harus mengamati pesaing – pesaing yang ada agar dapat menentukan biaya, harga, dan keuntungan perusahaan itu sendiri. Hal ini dilakukan dengan beberapa teknik seperti riset pasar dan perbandingan harga terhadap kualitas setiap penawaran yang ditawarkan oleh pesaing. Misalnya antar KFC dan Mcdonalds.
d. Other external factors
1) Politik, sebagai contoh pada penjualan spanduk, ketika sedang musim pilkada maka harga spanduk akan melambung tinggi dari biasanya.
2) Social, seperti konflik antara Indonesia dengan Amerika, maka akan berpengaruh terhadap kelangsungan Mcdonalds (perusahan Amerika) yang ada di Indonesia.
3) Hukum, ketika Indonesia mengharuskan penjualan makanan yang halal, maka tiap produsen tempat makan harus melalui uji lab yang menyatakan makanan yang diproduksi adalah halal. Dengan adanya hal seperti ini akan memungkinkan harga suatu produk menjadi naik.
4) Ekonomi, adanya perbedaan harga antar fakultas yang terdapat pada suatu perguruan tinggi.
5) Geografi, ketika seseorang memesan bahan bangunan, maka biaya kirimnya akan berbeda antara rumah dipinggir jalan dan rumah yang berada di dalam gang.

# PRICING APPROACH #
Ada beberapa kebijakan atau ketentuan dalam menentukan harga, diantaranya:
1. Cost based pricing
Harga yang ditentukan berdasarkan jumlah barang yang diproduksi. Makin banyak barang yang diproduksi akan memungkinkan harga yang ditawarkan menjadi murah.
2. Value based pricing
Harga yang ditentukan berdasarkan kelompok konsumen. Contoh: ketika mengambil segmen orang kaya maka toko yang dibuka akan bertempat di mall.
3. Competition based pricing
Kompetisi dengan perusahaan-perusahaan yang tingkat levelnya sama.

# PRICE ADJUSTMENT STRATEGICS #
1. Discount (potongan harga) and allowance (tukar tambah)
Menentukan harga di bawah standar. Oleh karena itu dalam perusahaan memerlukan adanya jasa perantara dan agen untuk melakukan tukar tambah.
2. Segmented pricing
Penentuan harga berdasarkan segmen yang ditentukan. Contoh: perusahaan Toyota yang mengeluarkan produk limo dan alphard, tentu pengeluaran ke dua produk ini memeiliki segmen yang berbeda.
3. Psychological pricing
Penetapan harga agar terkesan lebih murah. Contohnya Rp 4999 terlihat lebih murah dibanding Rp 5020. Psycological pricing ini juga terkait dengan references pricing (membeli barang karena ada informasi).
4. Promotional pricies
Harga yang diberikan dalam jangka waktu promosi.
5. Geographic price
Perbedaan harga karna letak geografisnya.
6. Internatioal price

Reportase 9 "Distribusi, MLM"

# PLACE #

Universitas Negeri Jakarta, 13 Mei 2011, gedung Daksinapati ruang 306 dengan Amril Muhamad, SE., M.Pd selaku dosen Manajemen Pemasaran Jasa Pendidikan. Pertemuan pagi itu membahas mengenai Place atau penempatan. Place ini berbicara seputar Bagaimana sebuah barang dapat didistribusikan agar samapi kepada konsumennya? Berikut untuk lebih jelasnya!
Ada beberapa cara pendistribusian barang untuk sampai pada konsumen, diantaranya:
1. Langsung
Produsen langsung menjual atau mendistribusikan produk ke konsumen. penjualan ini bisa melalui toko atau outlet milik sendiri maupun milik sendiri dengan menyewa tempat.
2. Intermediatery
Pendistribusian produk melalui:
a. Agen
b. Supermarket
c. Toko milik pihak ke tiga (menaruh barang pada toko lain yang bukan milik pribadi)
Pendistribusian jenis ini memiliki prinsip bagi hasil atau pemberian royalty terhadap toko yang ditumpanginya.
3. Hybrid
Pendistribusian produk secara campuran antara langsung dengan intermediatery. Contoh: Nokia memiliki toko sendiri untuk menjual produknya, tetapi Nokia juga menjual produknya di toko lain yang bukan milik pribadi.
4. Telemarketing
Penjualan produk dengan menggunakan jaringan telepon. Biasa dipakai Bank dalam hal marketing, asuransi, dan kartu kredit.
5. MLM (Multi Level Marketting)
Merupakan cara menjual produk dengan menggunakan jasa orang lain yang sifatnya bertingkat atau terdapat level-level tertentu.
6. E-Commerce
Cara mempromosikan produk dengan cara menggunakan media online yaitu dengan membuat website sendiri, sebagai contoh kaskus.
Pada prinsipnya pendistribusian dilakukan demi mendekati konsumen. Mengapa harus di dekati?? Agar konsumen memiliki kemudahan untuk membeli produk yang dijual dan agar konsumen tidak mudah pindah ke produsen lain.
# Alasan dalam pemilihan jalur distribusi #
Beberapa produsen lebih memilih untuk tidak menjual produknya sendiri, berikut alsannya:
1. Efisiensi biaya
2. Focus produksi, dilakukan agar sumber daya tidak tercampur baur, misalnya produsen yang khusus menjual produknya saja.
3. Quality, kualitas suatu produk akan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan atau konsumen.
4. SDM, adanya pembayaran gaji yang dilakukan terus menerus terhadap pegawai.
5. Pergudangan, apabila produksi banyak akan lebih baik di taruh diberbagai agen daripada menyimpan sendiri yang membutuhkan gudang untuk penyimpanan.

Reportase 8 "Merk Dagang"

#Merk Dagang#

Merek adalah suatu nama, simbol, tanda, desain atau gabungan di antaranya untuk dipakai sebagai identitas suatu perorangan, organisasi atau perusahaan pada barang dan jasa yang dimiliki untuk membedakan dengan produk jasa lainnya. Merek yang kuat ditandai dengan dikenalnya suatu merek dalam masyarakat, asosiasi merek yang tinggi pada suatu produk, persepsi positif dari pasar dan kesetiaan konsumen terhadap merek yang tinggi.
Dengan adanya merek yang membuat produk yang satu beda dengan yang lain diharapkan akan memudahkan konsumen dalam menentukan produk yang akan dikonsumsinya berdasarkan berbagai pertimbangan serta menimbulkan kesetiaan terhadap suatu merek (brand loyalty). Kesetiaan konsumen terhadap suatu merek atau brand yaitu dari pengenalan, pilihan dan kepatuhan pada suatu merek.
Merek dapat dipahami lebih dalam pada tiga hal berikut ini :
1. Contoh brand name (nama) : nintendo, aqua, bata, rinso, kfc, acer, windows, toyota, zyrex, sugus, gery, bagus, mister baso, gucci, c59, dan lain sebagainya.
2. Contoh mark (simbol) : gambar atau simbol sayap pada motor honda, gambar jendela pada windows, gambar kereta kuda pada california fried chicken (cfc), simbol orang tua berjenggot pada brand orang tua (ot) dan kentucky friend chicken (kfc), simbol bulatan hijau pada sony ericsson, dan masih banyak contoh-contoh lainnya yang dapat kita temui di kehidupan sehari-hari.
3. Contoh trade character (karakter dagang) : ronald mcdonald pada restoran mcdonalds, si domar pada indomaret, burung dan kucing pada produk makanan gery, dan lain sebagainya.
Ada berbagai macam merk, diantaranya:
1. Manufacturer Brand atau merek perusahaan adalah merek yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang memproduksi produk atau jasa. Contohnya seperti soffel, capilanos, ultraflu, so klin, philips, tessa, benq, faster, nintendo wii, vit, vitacharm, vitacimin, dan lain-lain.
2. Private brand atau merek pribadi adalah merek yang dimiliki oleh distributor atau pedagang dari produk atau jasa seperti zyrex ubud yang menjual laptop cloud everex, hipermarket giant yang menjual kapas merek giant, carrefour yang menjual produk elektrinik dengan merek bluesky, supermarket hero yang menjual gula dengan merek hero, dan lain sebagainya.
3. Ada juga produk generik yang merupakan produk barang atau jasa yang dipasarkan tanpa menggunakan merek atau identitas yang membedakan dengan produk lain baik dari produsen maupun pedagang. Contoh seperti sayur-mayur, minyak goreng curah, abu gosok, buah-buahan, gula pasir curah, bunga, tanaman, dan lain sebagainya.
Produsen, distributor atau pedagang pengecer dapat melakukan strategi merek sebagai berikut di bawah ini :
1. Individual Branding / Merek Individu
Individual branding adalah memberi merek berbeda pada produk baru seperti pada deterjen surf dan rinso dari unilever untuk membidik segmen pasar yang berbeda seperti halnya pada wings yang memproduksi deterjen merek so klin dan daia untuk segmen pasar yang beda.
2. Family Branding / Merek Keluarga
Family branding adalah memberi merek yang sama pada beberapa produk dengan alasan mendompleng merek yang sudah ada dan dikenal mesyarakat. Contoh famili branding yakni seperti merek gery yang merupakan grup dari garudafood yang mengeluarkan banyak produk berbeda dengan merek utama gery seperti gery saluut, gery soes, gery toya toya, dan lain sebagainya. Contoh lain misalnya yaitu seperti motor suzuki yang mengeluarkan varian motor suzuki smash, suzuki sky wave, suzuki spin, suzuki thunder, suzuki arashi, suzuki shodun ,suzuki satria, dan lain-lain.

http://organisasi.org/strategi-jenis-macam-dan-pengertian-merek-merk-brand-produk-barang-dan-jasa-manajemen-pemasaran

Reportase 7 "Pencitaan dan Pengembangan Produk"

# Penciptaan dan Pengembangan Produk #

Dalam kenyataan pasar, banyak sekali produk yang tidak bertahan lama. Oleh karena itu, perlu adanya penciptaan dan pengembangan terhadap produk atau jasa lama. Produk baru dapat diartikan dengan produk asli, penyempurnaan produk, modifikasi produk dan merk-merk baru yang dikembangkan perusahaan.

Booz, Allen dan Hamilton menandai adanya 6 golongan produk baru
1. Inovasi utama. Pengembangan produk yang ditujukan pasar baru. Kategori ini sangat beresiko namun bila berhasil dapat memberikan keuntungan yang sangat besar.
2. Bisnis start-up. Cara baru dan inovatif untuk mengetahui kebutuhan terkini dari konsumen dan meningkatkan jangkauan pilihan yang tersedia.
3. Produk baru untuk pasar yang sedang dilayani. Memungkinkan penyedia jasa menggunakan customer base sebaik-baiknya dan melakukan penjualan silang (cross-sell) produk lain. Perubahan teknologi telah meningkatkan kesempatan untuk inovasi dan kreativitas.
4. Perluasan lini produk. Menawarkan jasa kepada konsumen dengan variasi yang lebih luas dari pilihan dalam lini jasa yang sudah ada. Hal ini inovasi umum bagi bisnis yang sudah mencapai fase kematangan, atau yang sudah memiliki segmen pasar inti yang ingin dipertahankan.
5. Perbaikan produk. Memperbaiki tampilan ( fitur ) dari produk yang sudah ada.
6. Perubahan gaya. Pengembangan unsur nyata dari produk jasa. Contoh : citra baru perusahaan, seragam baru, dan lain-lain.

Pada umumnya perusahaan hanya menggabungkan dari 6 golongan yang adakarena salah satunya dipertimbangkan unsure biaya. Hanya bagian yang kecil yaitu 10% yang benar-benar produk baru. Jenis produk tersebut melibatkan biaya dan resiko yang cukup tinggi.

Reportase 6 "Marketing Mix"

# MARKETTING MIX #
Universitas Negeri Jakarta, 20 April 2011, dengan Amri Muhamad S, Pd. Pertemuan kala itu membahas mengenai Marketting Mix.
“Dalam marketting mix dikenal dengan sebutan 4P, yaitu Produk, Price, Place, Promotion”, tegas Pak Amril.
1. Produk
Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk di perhatikan, diambil atau yang dikonsumsi yang mungkin memuaskan dari sebuah keinginan dan kebutuhan. Diperhatikan maksudnya, ketika kita membeli tiket untuk menonton film demi memuaskan keinginan, film hanya ditonton saja atau diperhatikan tanpa dikonsumsi. Konsumsi maksudnya, segala hal yang dapat dinikmati, dipakai atau digunakan. Nah, konsumsi ini pun selain demi memuaskan keinginan ada juga yang memang kebutuhan, seperti pengkonsumsian obat ketika seseorang sedang sakit. Pengkonsumsian ini bukan pilihan melainkan kebutuhan yang harus dilakukan.
a. Consumer Product, adalah produk yang dibeli untuk dinikmati konsumen itu sendiri. Ada beberapa jenis consumer produk, diantaranya:
1) Convenience, yaitu produk yang dibeli terus menerus dan harus dibeli bahkan dianggap kebutuhan yang wajib. Konsumen atau pembelinya pun dalam jumlah yang banyak. Contoh: pembelian makanan atau minuman.
2) Shopping product, yaitu pembelian produk dengan memilah atau menimbang antara produk yang satu dengan produk lainnya. Jenis ini memungkinkan konsumen menjadi sangat selektif untuk mendapatkan suatu produk.
3) Specialty product, produk yang dibeli hanya pada waktu tertentu. Produk ini memungkinkan adanya keunikan tersendiri dan jarang dijumpai.
4) Unsought, yaitu pembelian produk karena alasan ikut-ikutan. Pada dasarnya konsumen tidak sangat menginginkan atau membutuhkan produk ini, tetapi pembeian dilakukan atas alasan ikut-ikutan atau mengikuti trend.
b. Industrial Product, ialah pembelian produk kaitannya dengan kepentingan bisnis. Artinya, produk yang dibeli dalam jumlah banyak untuk dapat dijual kembali.
Ada beberapa alasan seseorang membeli atau memilih sutau produk, diantaranya:
1. Attributes (kelengkapan)
a. Kualitas
1) Daya tahan (keawetan suatu produk)
2) Kehandalan, misal pada hp untuk mampu mengirim dan menerima foto.
3) Precious (enak dipandang)
4) Easy to operate (kemudahan untuk mengoperasikan)
5) Repair (kemudahan untuk menservice)
6) Other value attitude (nilai lain yang dipresepsi beda)
b. Features
c. Product design
2. Brand, ini digunakan untuk membuat beda suatu bisnis dengan bisnis lain yang sama misalnya.
a. Term atau terminology, yaitu slogan atau istilah yang digunakan suatu bisnis.
b. Sign, tanda yang digunakan pada suatu bisnis yang mampu memberikan pesan dengan jelas. Contoh, rumah makan padang memakai tanda rumah gadang.
c. Symbol
1) Brand equity, ketika seseorang menggunaka brand suatu produk ada sensasi berbeda yang dirasakan. Contoh: hp querty pada masing-masing brand, maka orang akan memilih querty pada brand yang dianggap bagus.
2) Brand sponsor, brand yang dijadikan sebagai induk suatu produk. Contoh: MNC group, Garuda Food, Unilever.
3) Co branded, digunakannya brand bersama untuk memperluas pangsa pasar. Contoh: dengan mencantumkan brand Danone pada produk Aqua, maka pasar yang dituju adalah internasional.
3. Packaging, berbicara tentang kemasan atau bagaimana suatu produk dibungkus.
4. Label, kemampuan untuk menunjukkan sebuah label pada suatu produk. Contoh: profesi guru dapat diasumsikan lulusan IKIP.
5. Product service, kemudahan dalam menservice.

Tugas Mandiri "Segmentasi Bisnis Kursus Menjahit"

Mengapa saya ingin membuka usaha kursus menjahit, mulanya saya sangat ingin bisa menjahit dengan menggunakan mesin. Saya tertarik dengan keterampilan yang satu ini karena menurut saya ini adalah keterampilan yang multi fungsi. Ketika seseorang sudah mampu dan mahir dalam menjahit maka dia akan dapat melakukan keterampilannya itu untuk berbagai hal. Karena tidak sedikit dari hal-hal yang dekat dengan kita, seperti di rumah, kantor, sekolah, restoran, mall atau bahkan yang kita kenakan sekali pun berhubungan dengan sesuatu yang dijahit. Artinya, orang akan mampu sukses dengan kemampuannya hanya dalam menjahit dan tentu tidak terlepas dengan kreatifitas untuk mengambil suatu peluang dan kesempatan.

Nah, ketika itu pula saya memutuskan untuk mengikuti kursus menjahit. Ternyata untuk menemukan tempat kursus menjahit cukup sulit, terlebih dengan jam kursus pada malam hari (karna saya adalah seorang mahasiswi). Itu mengapa yang membuat saya berfikir bahwa peluang untuk membuka usaha kursus menjahit adalah peluang bisnis yang menjanjikan.

Jadi, bisnis saya ini bergerak di bidang jasa dengan memberi kursus menjahit pada konsumen. Karena bergerak di bidang jasa maka saya mengutamakan kepuasan konsumen, yaitu mampu dan memiliki keterampilan menjahit. Saya sangat sadar bahwa minat masyarakat khususnya di kota sangat minim sekali untuk menjahit, terlebih mengikuti kursus yang di dalamnya terdapat serangkaian aktifitas yang harus dijalani. Oleh karna itu, saya mempunyai strategi pemasaran agar bisnis yang saya jalani ini dapat berkembang dikalangan mana pun, diantaranya:

1. Kursus jahit yang saya buka ini bukanlah kursus jahit pada umumnya yang hanya menawarkan satu jasa saja , tapi berbagai macam jasa. Jadi saya menawarkan banyak peket yang didalamnya menawarkan serangkaian aktifitas yang berbeda-beda dan lebih spesfik antar paketnya, sebagai contoh:

1. Paket I : kursus menjahit dan membuat baju pria (pada paket ini tentunya diajarkan menjahit sampai konsumen mengetahui pola dan mampu membuat apa pun yang berhubungan dengan sesuatu yang dipakai oleh pria secara umum)
2. Paket II : kursus menjahit dan membuat baju wanita (kursus menjahit, belajar pola dan sampai mampu membuat pakaian wanita secara umum, seperti kemeja, rok, celana atau pun long dress)
3. Paket III : kursus membuat kebaya (paket ini lebih khusus dan harus mempunyai kemampuan menjahit terlebih dahulu, jadi konsumen lebih diarahkan bagaimana membuat kebaya dari awal hingga finishing dan dikenalkan serta di ajarkan untuk membuat model-model kebaya lainnya)
4. Paket IV : kursus untuk membuat sentuhan-sentuhan atau aksesoris pakaian (paket ini lebih diajarkan bagaimana membordir, membuat payet, kerah, kancing atau hiasan lainnya)
5. Dan paket lainnya

2. Jam buka kursus jahit ini dari jam 8 am sampai jam 9 pm dan dibuka setiap hari kecuali hari minggu dan hari libur. Strategi ini dilakukan agar konsumen yang berminat dan memiliki kesibukan lain tidak mudah bentrok dan dapat memilih waktu kursusnya.

3. Tempat kursus ini tidak hanya membuka layanan kursus saja, tapi juga membuka lapangan pekerjaan. Jadi, disamping membuka kursus menjahit, saya juga membuka home industry yang bergerak di bidang fashion, tentunya fashion ini sangat luas jadi tidak perlu khawatir bahwa home industry ini tidak berkembang. Sehingga, konsumen yang sudah menjalani kursus kemudian belum mendapat pekerjaan maka mereka bisa di salurkan untuk bekerja di home industry.

4. Saya akan membuat beberapa cabang yang akan di tempatkan di daerah perkotaan maupun pedesaan dan daerah yang kebanyakan masyarakatnya pengangguran, tidak mampu dan putus sekolah. Hal ini dilakukan agar masyarakat Indonesia diharapkan memiliki keterampilan sehingga mampu untuk mengurangi pengagguran dan menaikkan pendapatan perkapita setip daerah.



Berdasarkan strategi pemasaran yang ingin saya jalani seperti diatas, maka saya melakukan identifikasi terhadap segmen usaha kursus menjahit ini, yaitu:

1. Geografis

a. Nation, untuk saat ini kursus menjahit hanya didirikan di Indonesia, karena tujuan awalnya adalah membuat bangsa Indonesia menjadi kreatif dengan memiliki keterampilan menjahit dan mengurangi angka pengangguran yang tinggi di Indonesia. Tetapi tidak menutup kemungkinan kursus menjahit juga akan didirikan di Negara lain.

b. Region (wilayah), saya mendirikan kursus menjahit di tiga titik, maka tentu ada perbedaan diantara ke tiganya terlebih perbedaan pada harga. Hal ini dilakukan karena perbedaan lingkungan setip wilayah.

c. City

1) Saya akan mendirikan pusat kursus menjahit ini di kota, seperti yang telah saya ungkapkan mengenai kekhawatiran terhadap masyarakat kota yang lebih menyukai sesuatu yang serba instan dan kurangnya minat terhadap keterampilan jahit ini, maka saya akan merubah pandangan dan persepsi masyarakat kota bahwa keterampilan ini penting dimiliki dan banyak manfaatnya melalui seminar-seminar yang dilakukan di sekolah-skolah atau bahkan perusahaan-perusahaan.

2) Selanjutnya akan dibuka cabang di daerah pedesaan, di pedesaan tidak sulit untuk mencari konsumen karena mereka lebih paham mengenai keterampilan ini dan manfaatnya. Masyarakat desa lebih berfikir dan tertarik untuk membuka usaha sendiri ketimbang menjadi pegawai.

3) Titik ke tiga adalah mendirikan kursus menjahit di lingkungan yang kebanyakan masyarakatnya pengangguran dan banyaknya angka putus sekolah. Pendirian kursus ini lebih bertujuan agar masyarakat di sana memiliki keterampilan yang kemudian dapat menciptakan lapangan pekerjaan agar mengurangi angka pengangguran dan anak jalanan di daerahnya. Tentunya kursus ini hanya dipungut biaya sangat murah atau bahkan gratis.

2. Demografis

1. Usia, kursus menjahit ini di peruntukkan pada siapa saja tanpa terbatas usia. Karena menjahit butuh pemahaman dan pengertian mengenai menjahit itu sendiri dan hal-hal yang terkait dengan menjahit, maka otomatis umurlah yang berperan disini. Artinya, mereka yang mampu mengikuti kursus ini adalah pada umur mandiri, yaitu sekitar 12 tahun sampai umur yang tak dibatasi. Karena mandiri pun relative, maka sekiranya mereka yang berada di bawah 12 tahun dan merasa sudah mandiri akan diperkenankan mengikuti kursus ini.
2. Gender, tidak ada perbedaan gender dalam kursus menjahit. Artinya, kursus menjahit ini diperkenankan untuk pria dan wanita karena sesungguhny keterampilan itu tidak terbatas pada siapa yang memilikinya.

3. Psikografis

1. Sosial, kursus menjahit ini mungkin untuk semua lapisan social. Saya mematok harga yang terjangkau pada daerah tersebut. Kursus menjahit ini didirikan pada tiga titik, kota, desa, dan angka pengangguran tinggi, otomatis ada perbedaan harga pada tiga titik tersebut. Hal ini dilakukan karena adanya penyesuaian terhadap lingkungan dan perbedaan biaya. Sehingga semua lapisan social dapat mengikuti kursus menjahit ini.
2. Behavior, kursus ini menyediakan berbagai paket (seperti telah dijelaskan sebelumnya) yang bermacam-macam agar lebih menarik. Sehingga, orang yang sama sekali belum bisa menjahit dan yang sudah mahir menjahit pun dapat mengikuti kursus ini dengan memilih paket yang lain untuk menguprade kemampuannya.
3. Benefit, untuk membuka kursus menjahit ini yang diutamakan adalah kualitas pengajar dan kenyamanan layanan yang diberikan. Ketika orang tahu bahwa pengajar adalah orang yang berkualifikasi atau berkualitas, maka orang akan percaya untuk mengikutii kursus. Kursus menjahit ini juga diutamakan layananannya agar orang merasa nyaman dan menjadi senang untuk belajar, sehingga materi-materi yang diberikan akan mudah masuk dan dipahami oleh konsumen.
4. Menjahit adalah dasar dari fashion atau bahkan barang-barang lain yang berkaitan dengan bahan dan benang. Sehingga jika dilihat dari sering tidaknya digunakan, maka menjahit sangat dibutuhkan bagi semua produk.

Reportase 5 "Target Positioning"

Universitas Negeri Jakarta, 20 April 2011, dengan Amri Muhamad S, Pd. Pertemuan kala itu membahas mengenai Target Positioning.
# TARGET POSITIONING #
“Positioning adalah bagaimana kita meletakkan dan menentukan produk yang akan kita jual pada sasaran”, jelas Pak Amril.
Beliau juga menjelaskan bahwa target positioning sangat berkaitan dengan segmentasi pasar. Sebagai contoh, ketika memilih segmentasi atau target orang kaya, dengan target orang kaya maka akan dibuat mall, tetapi mall yang seperti apa dulu? Apakah mall yang memang rame untuk menggaet orang kaya atau malah mall tersebut akan menjedi sepi tanpa pengunjung.
Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam positioning, beginilah kira-kira bagannya:




Penjelasan:
1. Competitive Advantage
Keadaan yang saling menguntungkan antara konsumen dengan pembuat bisnis. Kita ambil contoh adanya TK (Taman Kanak-kanak) di lingkungan perumahan, keadaan ini menunjukkan simbiosis mutualisme (keadaan saling menguntungkan) antara ke dua belah pihak. Biasanya lingkungan perumahan masih banyak usia anak-anak (5 tahun kebawah), pada usia itu anak-anak belajar dengan masih bergantung pada orang tua (misalnya, diantar jemput atau ditungguin), sehingga orang tua akan mencari TK yang terdekat. Oleh karena itu, pengadaan TK di linggkungan perumahan akan memberikan umpan balik yang positive.
a. Services, adanya pemanfaatan jasa yang masih berkaitan dengan penjualan produknya. Misalnya, toko yang menjual motor kemudian akan ada bengkel disebelahnya.
b. Produk
c. Personal
d. Image
2. Communicating Delivering
Ini berkaitan dengan bagaimana melakukan sebuah informasi hingga sampai pada proses penyampaian barang kepada konsumen. Apakah komunikasi yang dilakukan mampu mengartikan/menyampaikan apa yang diinginkan konsumen.

Peluang Bisnis Jasa (Revisi)

Nama : Khusnul Dewi Anggraini
Jurusan : MP NR 2009 / 1445096076
Jenis Usaha : KURSUS MENJAHIT

Mengapa saya ingin membuka usaha kursus menjahit, mulanya saya sangat ingin bisa menjahit dengan menggunakan mesin. Saya tertarik dengan keterampilan yang satu ini karena menurut saya ini adalah keterampilan yang multi fungsi. Ketika seseorang sudah mampu dan mahir dalam menjahit maka dia akan dapat melakukan keterampilannya itu untuk berbagai hal. Karena tidak sedikit dari hal-hal yang dekat dengan kita, seperti di rumah, kantor, sekolah, restoran, mall atau bahkan yang kita kenakan sekali pun berhubungan dengan sesuatu yang dijahit. Artinya, orang akan mampu sukses dengan kemampuannya hanya dalam menjahit dan tentu tidak terlepas dengan kreatifitas untuk mengambil suatu peluang dan kesempatan.
Nah, ketika itu pula saya memutuskan untuk mengikuti kursus menjahit. Ternyata untuk menemukan tempat kursus menjahit cukup sulit, terlebih dengan jam kursus pada malam hari (karna saya adalah seorang mahasiswi). Itu mengapa yang membuat saya berfikir bahwa peluang untuk membuka usaha kursus menjahit adalah peluang bisnis yang menjanjikan.
Jadi, bisnis saya ini bergerak di bidang jasa dengan memberi kursus menjahit pada konsumen. Karena bergerak di bidang jasa maka saya mengutamakan kepuasan konsumen, yaitu mampu dan memiliki keterampilan menjahit. Saya sangat sadar bahwa minat masyarakat khususnya di kota sangat minim sekali untuk menjahit, terlebih mengikuti kursus yang di dalamnya terdapat serangkaian aktifitas yang harus dijalani. Oleh karna itu, saya mempunyai strategi pemasaran agar bisnis yang saya jalani ini dapat berkembang dikalangan mana pun, diantaranya:
1. Kursus jahit yang saya buka ini bukanlah kursus jahit pada umumnya yang hanya menawarkan satu jasa saja , tapi berbagai macam jasa. Jadi saya menawarkan banyak peket yang didalamnya menawarkan serangkaian aktifitas yang berbeda-beda dan lebih spesfik antar paketnya, sebagai contoh:
a. Paket I : kursus menjahit dan membuat baju pria (pada paket ini tentunya diajarkan menjahit sampai konsumen mengetahui pola dan mampu membuat apa pun yang berhubungan dengan sesuatu yang dipakai oleh pria secara umum)
b. Paket II : kursus menjahit dan membuat baju wanita (kursus menjahit, belajar pola dan sampai mampu membuat pakaian wanita secara umum, seperti kemeja, rok, celana atau pun long dress)
c. Paket III : kursus membuat kebaya (paket ini lebih khusus dan harus mempunyai kemampuan menjahit terlebih dahulu, jadi konsumen lebih diarahkan bagaimana membuat kebaya dari awal hingga finishing dan dikenalkan serta di ajarkan untuk membuat model-model kebaya lainnya)
d. Paket IV : kursus untuk membuat sentuhan-sentuhan atau aksesoris pakaian (paket ini lebih diajarkan bagaimana membordir, membuat payet, kerah, kancing atau hiasan lainnya)
e. Dan paket lainnya
2. Jam buka kursus jahit ini dari jam 8 am sampai jam 9 pm dan dibuka setiap hari kecuali hari minggu dan hari libur. Strategi ini dilakukan agar konsumen yang berminat dan memiliki kesibukan lain tidak mudah bentrok dan dapat memilih waktu kursusnya.
3. Tempat kursus ini tidak hanya membuka layanan kursus saja, tapi juga membuka lapangan pekerjaan. Jadi, disamping membuka kursus menjahit, saya juga membuka home industry yang bergerak di bidang fashion, tentunya fashion ini sangat luas jadi tidak perlu khawatir bahwa home industry ini tidak berkembang. Sehingga, konsumen yang sudah menjalani kursus kemudian belum mendapat pekerjaan maka mereka bisa di salurkan untuk bekerja di home industry.
4. Saya akan membuat beberapa cabang yang akan di tempatkan di daerah perkotaan maupun pedesaan dan daerah yang kebanyakan masyarakatnya pengangguran, tidak mampu dan putus sekolah. Hal ini dilakukan agar masyarakat Indonesia diharapkan memiliki keterampilan sehingga mampu untuk mengurangi pengagguran dan menaikkan pendapatan perkapita setip daerah.

Berdasarkan strategi pemasaran yang ingin saya jalani seperti diatas, maka saya melakukan identifikasi terhadap segmen usaha kursus menjahit ini, yaitu:
1. Geografis
a. Saya akan mendirikan pusat kursus menjahit ini di kota, seperti yang telah saya ungkapkan mengenai kekhawatiran terhadap masyarakat kota yang lebih menyukai sesuatu yang serba instan dan kurangnya minat terhadap keterampilan jahit ini, maka saya akan merubah pandangan dan persepsi masyarakat kota bahwa keterampilan ini penting dimiliki dan banyak manfaatnya melalui seminar-seminar yang dilakukan di sekolah-skolah atau bahkan perusahaan-perusahaan.
b. Selanjutnya akan dibuka cabang di daerah pedesaan, di pedesaan tidak sulit untuk mencari konsumen karena mereka lebih paham mengenai keterampilan ini dan manfaatnya. Masyarakat desa lebih berfikir dan tertarik untuk membuka usaha sendiri ketimbang menjadi pegawai.
c. Titik ke tiga adalah mendirikan kursus menjahit di lingkungan yang kebanyakan masyarakatnya pengangguran dan banyaknya angka putus sekolah. Pendirian kursus ini lebih bertujuan agar masyarakat di sana memiliki keterampilan yang kemudian dapat menciptakan lapangan pekerjaan agar mengurangi angka pengangguran dan anak jalanan di daerahnya. Tentunya kursus ini hanya dipungut biaya sangat murah atau bahkan gratis.
2. Demografis
a. Sasaran usaha ini adalah untuk semua umur dan tidak ada batas usia.
b. Usaha ini juga diperkenankan bagi wanita maupun pria.
3. Psikografis
a. Usaha ini sengaja dibuka untuk semua kalangan dan golongan.

Repotase 4 "Menganaliss Segmentsi dan Targetting Pasar Jasa Pendidikan"

Menganalisis Segmentasi dan Targetting pasar jasa pendidikan

Pada prinsipnya pasar adalah tempat bertemunya pembeli potensial dengan penyedia layanan dan produk jasa. Di dalam pasar asa beberapa jenis marketing, diantaranya:
1. Mass marketing:
a. Perbandingan penjual dan pembeli sama-sama banyak
Cth: Pekan Raya Jakarta atau biasa disebut PRJ adalah salah satu pasar yang perbandingan penjual dan pembelinya sama, yaitu dalam jumlah yang banyak.
b. Produk yang dihasilkan sangat banyak
Cth: perusahaan coca cola memproduksi coca cola dalam jumlah yang sangat banyak kemudian di sebar di berbagai tempat, sehingga konsumen tidak susah untuk menemukan dan membeli minuman ini.
c. Harga yang tidak mahal agar mudah dijangkau
2. Eksklusif marketing,
Dalam jenis ini sering disebut kebalikkan dari definisi Mass Marketing tadi. Karena mereka memproduksi atau menjualnya sedikit
3. Variety poduck marketing:
a. Penambahan sesuatu di produk
b. Gaya/ style (model suatu barang)
c. Ukuran
d. Kualitas
e. Other variety
“Segmentasi marketing adalah memecah pasar, membagi dalam kelompok-kelompok kemudian dibuat perbedaan yang dapat dilihat dari karakteristik, perilaku, dan kebutuhannya.” Ujar Pak Amril, salah satu dosen Manajemen Pendidikan di UNJ.
1. Identifikasi Dasar Segmentasi
a. Geografis, membagi pasar ke beberapa geografis.
1) Nation (antar Negara), penjualan produk berada di luar atau dalam negeri
2) State (aturan-aturan), dalam penjualan produk disesuaikan dengan aturan-aturan yang berlaku di tempatnya
3) Region (wilayah), penjualan produk tergantung di wilayah mana berada, perbedaan wilayah dapat membedakan harga
4) City (kota), strategi penjualan dapat di bedakan antara kota dengan desa.
b. Demografis
1) Usia, penjualan suatu produk disesuaikan sengan umur
2) Gender, dari segi ini ita dapat mengklasigikasikan apakah prosuk yang sitawarkan untuk pria atau wanita
3) Family size, faktor ini melihat dari banyak sedikitnya jumlah anggota dalam suatu keluarga. Misalnya dalam membeli mobil keluarga yang beranggotakan banyak maka akan lebih memilih mobil berukuran besar dengan kapasitas yang bisa memuat banyak orang.
4) Target positioning
5) Income, seperti adanya kartu kredit, maka akan tersirat bahwa yang menggunakan kartu kredit hanyalah orang yang mampu membayar tagihannya.
6) Occupation, factor yang menentukan level pekerjaan, seperti ketika ada konser maka disediakan bengku untuk kelas biasa, sadang dan vip
7) Cells,
8) Pendidikan, dapat disesuaikan dengan tingkat kelulusannya dan berhubungan juga denga jenis pekerjaannya.
9) Religion, adanya faktor yang mengidentifikasdi dengan keyakinan seseorang terhadap agama yang dianutnya, contohnya halal atau tidaknya makanan. Karena umat muslim diharamkan untuk memakan makanan yang diharamkan.
10) Ras, ini diidentifikasi berdasarkan ras, misalnya ada pembedaan kulit hitam dan putih, maka penjualan warna pakaian di Bandung dan Papua tentu akan berbeda.
c. Psikografis
1) Social
2) Lifestyle
3) Personality
4) Behavior
5) Benefit
6) Sering tidaknya digunakan
7) Loyalitas
8) Kesiapan konsumen
9) Sikap terhadap produk
10) Positive/ negative
11) Programmers buyer
12) Buyer hunter
13) Pembeli yang tidak suka berlama-lama

Curhatan Bisnis Saya :)

NAMA : Khusnul Dewi Anggraini
NO REG : 1445096076 / MP NR 2009
JENIS USAHA : Home Industry Bed Cover

Beberapa tahun yang lalu, ketika saya berada di bangku SMA, saya sering mendisain kostum dancer untuk mereka tampil, hingga akhirnya saya sangat amat ingin memiliki sebuah mesin jahit. Tepatnya setahun yang lalu akhirnya mesin jahit itu benar-benar ada di rumah saya dengan harga yang lumayan murah, kurang lebih 1,3 juta rupiah (dibelikan oleh orang tua). Dan usaha akan saya mulai dari sini.
Saya termasuk orang yang cukup memilki kreatifitas dan sangat tertarik untuk mempunyai suatu usaha atau bisnis. Menurut saya kemungkinan tujuan bisnis itu hanya ada 2, sukses atau gagal. Dan yang menentukan itu adalah bagaimana kita menyikapi bisnis yang kita pilih, dan mudah-mudahan saya tergolong orang yang sukses. Karena saya adalah seorang mahasiswi di manajemen pendidikan, maka insya Allah saya akan mengabdi di dunia pendidikan. Jadi saya terus memutar otak, kira-kira peluang bisnis apa yang dapat saya jalankan dengan tidak meninggalkan pengabdian saya di dunia pendidikan terkait dengan mesin jahit.
Akhirnya saya memilih untuk membuat home industry Bed Cover. Untuk memilih bisnis ini saya tidak perlu memiliki kualifikasi pendidikan tertentu, cukup memiliki keahlian menjahit, kreatifitas untuk membuat desain, dan kemauan yang keras. Saya juga dapat merekrut pekerja untuk membantu usaha saya.
Home industry bedcover ini terbilang usaha yang simpel, namun tidak akan mati termakan jaman, usia dan akan selalu eksis di hati pembelinya. Mengapa? Karena bed cover selalu dibutuhkan masyarakat setiap saat, kapanpun dan di manapun sebagai pemanis dan memberikan kesan nyaman saat tidur maupun istirahat.
Kelebihan dari home industry adalah menghasilkan barang-barang yang memilki kualitas tinggi dengan kecacatan < 1% karena kontak langsung dengan SDM atau pekerja dan melalui pengecekkan yang akurat. Selain itu home industry tidak terlalu formal dengan keterikatan waktu, tetapi lebih ke pencapaian target. Sedangkan bed cover adalah produk yang mudah untuk dikerjakan tetapi memiliki keuntungqn yqng menggiurkan. Terlebih bahan-bahannya tidak rumit dan mudah didapat juga. Itulah mengapa saya memilih home industry bed cover.
Saya yakin bahwa bed cover yang saya hasilkan mampu menarik hati konsumen dan mampu bersaing di pasaran bersama brand-brand lainnya. Karena bed cover yang dihasilkan sangat unik dengan desain menarik dan kombinasi warna yang menakjubkan serta packaging yang menawan hati. Terlebih saya akan menawarkan produk ini dengan harga yang relative murah, beda dengan harga lainnya.
Untuk pemilihan lokasi home industry berada di daerah rumah saya sediri, Citra Raya. Karna saya melihat di kawasan rumah saya belum ada toko yang menyediakan toko khusus bed cover dengan model yang banyak dan lengkap. Saya akan menyewa ruko tingkat, dilantai atas adalah pengerjaan home industry bed cover, sedangkan lantai bawah adalah toko untuk memamerkan produk-produuk saya. Kemudian toko akan saya desain semenarik mungkin dengan warna yang cerah dan wall painting yang menarik, agar beda dengan toko lainnya. Untuk menarik pembeli datang ke toko saya, saya juga akan mebuat spanduk besar dan di dalamnya tertera kisaran harga. Mengapa demikian? Karena biasanya pembeli takut datang ke sebuah toko karena harganya, oleh karena itu saya memasang strategi ini. Strategi pemasaran juga tidak hanya dilakukan dengan menjual langsung produk di toko, tetapi juga melalui online shop. Karena target bisnis saya adalah masyarakat Indonesia. Jadi mereka yang berada di luar Tangerang pun bisa ikut menikmati keindahan dan kenyamanan bed cover yang saya tawarkan. Saya juga akan membuat katalog produk untuk disebar diberbagai rumah atau daerah dengan mencantumkan alamat email, nomer telepon, alamat toko dan alamat facebook. Saya akan aktif untuk mengikuti pameran-pameran dan akan menjadi sponsor. Saya akan bekerja keras dan melakukan strategi pemasaran yang jitu agar bed cover ini menjadi no 1 di pasaran.
Berikut adalah perhitungan sederhananya:
1. Membeli bahan kain katun lokal sekitar Rp 18rb s/d 22rb per-m2 dan import sekitar Rp 24rb s/d 85rb per-m2
2. Beli bahan untuk isi selimut/bad cover, dacron sekitar Rp 16rb s/d 25rb per-m2, silicon sekitar Rp 27rb s/d 32rb per-m2
3. Membeli benang (satu gulung besar) sekitar Rp 6rb per-gulung
4. Membeli kreket (1 gulung) sekitar Rp 34rb
5. Bordir dan obras (gunakan pihak ketiga/perusahaan lain) @3,500 per-potong
Adapun penjualan bed cover/seprai mulai dari Rp 100rb s/d 150rb. Dengan harga ini saya sudah mendapatkan keuntungan yang lumayan. Sungguh bisnis yang menggiurkan bukan?

Reportase 3 "Menganalisis Lingkungan Organisasi Pendidikan"

MENGANALISIS LINGKUNGAN ORGANISASI PENDIDIKAN

Lingkungan pemasaran adalah pelaku dan kekuatan di luar pemasaran yang berdampak pada kemampuan di luar pemasaran untuk mengembangkan dan menjaga transaksi dengan pelanggan agar dapat berlangsung dengan lancar.
Pada intinya, menganalisis lingkungan organisasi pendidikan atau kita dapat menyebutnya lingkungan pemasaran dilakukan untuk mengembangkan citra diri sebuah perusahaan demi mencapai dan memuaskan pelanggan yang diharapkan sampai pada titik tertinggi.
Kita dapat melakukan analisis lingkungan pemasaran melalui 2 ranah, yaitu ranah internal dan eksternal. Saya akan mencoba menjelaskan sedikit mengenai 2 ranah tersebut dan apa saja sih yang terkandung di dalamnya sehingga mampu mempengaruhi lingkungan pemasaran. Let’s take it!!
1. INTERNAL
Lingkungan internal adalah linkungan yang sangat berpengaruh yang sebenarnya ada pada dalam diri perusahaan itu sendiri. Pada linkungan internal ada 5 faktor yang berperan aktif, yaitu:
a. People (orang), setiap perusahaan tentunya akan mempetimbangkan siapa saja yang dapat masuk dan bergabung di dalam perusahaannya, pertimbangan-pertimbangan tersebut antara lain:
1) Kompeten, sesorang dikatakan memiliki kompetensi ketika orang tersebut mampu dan sanggup mengerjakan dan menyelesaikan apa yang sudah menjadi tanggung jawabnya.
2) Palaceman, kemudian orang yang kompeten tadi akan menjadi lebih berharga jika ditempatkan pada tempat yang sesuai (right man in the right place). Penempatan ini juga berkaitan dengan karakteristik kepribadian pegawai yang koheren dengan tempat pekerjaan’a.
3) Promosi, ini berkaitan dengan penghargaan yang diberikan perusahaan melalui kenaikan jabatan. Ketika kinerja pegawai menunjukkan angka yang baik maka promosi ini penting dilakukan, baik untuk menjaga ataupun meningkatkan kinerja para pegawai.
b. Policy (kebijakan), menggambarkan visi dan misi yang dicapai dengan aturan-aturan yang digunakan. Visi dan misi sebuah perusahaan sangat penting, karena 2 hal tersebut yang akan menentukan arah, mau dibawa ke mana sih sebenarnya perusahaan itu. Dan aturan-aturan yang digunakan berkaitan dengan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, ini akan tampak pada target sebuah perusahaan yang ingin dicapai.
c. Leadership (kepemimpinan),
1) Sentralistik, kepemimpinan dengan gaya sentralistik adalah kepemiminan yang hanya menitik beratkan kepada pimpinan saja. Artinya, kepemimpinan ini bersifat otoriter. Kebijakan atau keputusan hanya diambil oleh satu belah pihak saja, yaitu pemimpin. Pemimpin berhak menentukan apa saja jalan yang akan ditempuh perusahaannya, dan pekerja hanya menjalankan apa yang sudah menjadi keputusan pemimpin.
2) Moderat, gaya kepemimpinan seperti ini bisa juga disebut dengan gaya kepemimpinan yang demokratis. Mengapa? Pemimpin bukan orang satu-satunya yang mengambil sebuah keputusan, tetapi seorang pemimpin tersebut juga meminta pendapat para bawahannya. Jadi, sebuah keputusan tidak diambil oleh satu belah pihak saja, tetapi ada pihak lain yang mampu mempengaruhi keputusannya tersebut.
3) Rises fire, pada kepemimpinan seperti ini pemimpin lebih banyak melimpahkan sebagian pekerjaannya kepada bawahan. Mungkin kepemimpinan ini memperlihatkan pemimpin yang masa bodoh, tetapi sebenarnya pemimpin ini tidak hanya diam dengan melimpahkan pekerjaan pada bawahan begitu saja. Justru ia melakukan monitoring, evaluasi dan supervisi. Monitoring dilakukan untuk mengendalikan dan meyakinkan bawahan bahwa mereka diperhatikan, tidak dibiarkan begitu saja. Kemudian pemimpin melakukan evaluasi agar apa yang sudah direncanakan berjalan dengan lancar, ketika ada ketidakberesan maka dilakukan supervisi, gunanya untuk meningkatkan kinerja pegawai.
4) Task oriented, kepemimpinan seperti ini menekankan pada pekerjaan yang di emban pegawai tanpa memperdulikan aspek lainnya. Jika pegawai tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya maka pegawai tersebut dianggap gagal.
5) People oriented, disini seorang pemimpin dapat menghargai segala kemampuan yang dimilki pegawainya dan mampu memberdayakan semua pegawai.
d. Reword system, penghargaan ini berhak diterima setiap pegawai atas kinerja dan pengorbanan yang telah dilakukan untuk perusahaan tempat mereka bekerja. Penghargaan ini juga diberikan perusahaan sebagai tanda terima kasih. Penghargaan dapat diberikan melalui 2 cara, yaitu:
1) Materi (berupa gaji, tunjangan, dan bonus)
2) Non-materi (berupa pujian dan respon positif sebagai motifasi)
e. Culture (budaya), merupakan value atas nilai-nilai yang dianut. Pelanggan akan melihat identitas sebuah perusahaan, karna dari situlah sebenarnya akan terlihat nilai-nilai yang digunakan dan diorientasikan di dalam perusahaannya.
Lingkungan internal atau mikroenviroment yang terkait dengan marketing adalah sebagai berikut:
a. Supply
b. Marketing chanel form (perantara)
c. Costumer (pelanggan)
d. Competitor (pesaing)
e. Public (masyarakat)

2. Eksternal
Adalah faktor yang mempengaruhi lingkungan pemasaran yang letaknya berada di luar perusahaan.
a. Demografi, dapat kita lihat melalui:
1) Banyak sedikitnya orang
2) Kepadatan penduduk
3) Lokasi
4) Usia
5) Gender
6) Ras
7) Occupation
b. Economic environment (daya beli)
c. Natural environment (lingkungan alam)
d. Teknologi
e. Lingkungan politik
f. Lingkungan budaya

Reportase 2 "Konsep Dasar Jasa"

KONSEP DASAR JASA

Jasa adalah suatu serangkaian aktifitas kegiatan dimana terjadi interaksi dengan manusia maupun mesin dan yang disediakan untuk memuasakan pelanggan. Jasa dapat berupa satu atau serangkaian kegiatan. Untuk satu kegiatan kita ambil contoh dokter, dokter mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit dalam diri pasien. Maka dokter tersebut hanya melakukan satu kegiatan jasa saja yaitu menyembuhkan penyakitnya, tidak ada kegiatan jasa yang akan dilakukannya lagi ketika penyakit tersebut sudah tersembuhkan. Serangkaian kegiatan dapat dilustrasikan dengan pekerjaan bengkel. Ketika ada seseorang membutuhkan jasa bengkel atau berniat untuk menservice kendaraanya, maka petugas bengkel tidak hanya melakukan satu jenis jasa saja, tetapi berbagai jenis jasa guna menservice atau membuat kendaraan pelanggan menjadi nyaman kembali atau sesuai dengan yang diharapkan.

Inti dari jasa adalah mencapai kepuasan pelanggan semaksimal mungkin. Karena kepuasan pelanggan berbeda-beda maka setiap produsen jasa harus cerdik dalam memilih segmen-segmen untuk melayani pelanggan atau penikmat jasa.

Di dalam pendidikan jasa tidak hanya dituntut untuk dapat meningkatkan kepuasan pelanggannya saja, tetapi juga harus mampu mengubah sesorang menjadi yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, yang tidak bisa menjadi bisa, yang jelek menjadi bagus, dan perubahan-perubahan lainnya ke arah yang positif dan lebih baik sebagaimana tujuan dari pendidikan itu sendiri. Mengapa? Karena pada dasarnya pendidikan bukanlah sekedar industry jasa biasa tetapi merupakan nobel industry atau industri mulia, jadi kegiatan jasanya tidak hanya sekedar memuaskan pelanggan saja.

 Jasa adalah sesuatu yang abstrak, jasa baru dapat dirasakan setelah membeli atau menggunakan jasa tersebut (intangibility)
 Jasa pada umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan (inseperability)
 Unsur jasa tergantung pada siapa yang menyediakan serta kapan dan dimana jasa itu dilakukan (variability)
 Jasa tidak dapat disimpan (perishability), artinya jasa harus selalu diproduksi dan tidak dapat di invest untuk waktu yang akan mendatang. Ilustrasinya ketika ada seorang anak tidak masuk dan tidak dapat mengikuti apa yang dijelaskan dosen kepada murid lainnya dihari itu, maka tentu saja semua informasi itu tidak dapat diterima si anak untuk hari berikutnya. Karena semua yang telah dijelaskan dosen tidak dapat disimpan untuk hari yang akan mendatang, maka dosen itu harus menjelaskan kembali apa yang telah disampaikannya pada hari yang lalu.
Empat hal di atas merupakan karakteristik jasa.

Ada beberapa factor bisnis jasa dapat berkembang, diantaranya:
1. Perbaharuan jasa yang telah diberikan
Semula Bank hanya digunakan untuk menyimpan uang saja tetapi sekarang Bank juga digunakan sebagai asuransi, jaminan, transfer, bahkan pinjaman. Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan perusahaan untuk memperbaharui bisnis jasanya, diantaranya melakukan survey dan answer services (layanan bebas pulsa)
2. Lokalisasi titik-titik playanan (localizing service point)
- Pendapatan / keuntungan tidak secara langsung tetapi secara umum
Adanya ATM drive true di Pondok Indah didirikan semata-mata hanya untuk memudahkan para nasabah dalam pengambilan uang. Padahal jika dilihat dengan kasat mata tidak ada keuntungan yang diperoleh, kasarnya boro-boro mendapatkan uang secara langsung yang ada malah mengeluarkan uang yang cukup banyak untuk menyewa tempat. Tetapi sebenarnya titik pelayanan tersebut justru dapat memberikan keuntungan bagi Bank, tetapi keuntungan secara umum. Karena dengan adanya titik pelayanan membuat para nasabah merasa dimanjakan, alhasil akan banyak calon-calon nasabah lainnya yang akan bergabung dengan Bank tersebut.
3. Adanya kesepakatan (leverage contract)
Dalam hal ini terdapat kontrak kesepakatan antara ke dua belah pihak yang mengakibatkan sebuah keterikatan. Seperti halnya kartu matahari yang ditawarkan agar konsumen dapat menikmati diskon. Pada akhirnya konsumen akan membeli barang-barang lebih banyak karna terjebak atau tergiur dengan diskon yang diberikan.
4. Pemanfaatan informasi melalui media
Media ini dimanfaatkan bisnis jasa untuk menyebar informasi agar lebih banyak calon konsumen yang tertarik degan jasa yang ditawarkan. Tetapi pemanfaatan media ini haruslah dilakukan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan perbedaan persepsi.
5. Strategi agar konsumen mengatakan ya atau setuju (determining strategic value)
- Strategi dilakukan pada segmen-segmen tertentu
Ketika ada barang elektronik Toshiba dijual dengan harga sangat murah, belum tentu akan banyak orang yang tertarik dan membelinya. Justru mereka akan bertanya-tanya dan timbul rasa keraguan dengan kualitas dan brand seperti itu mengapa harga yang ditawarkan sangat murah. Jadi, strategi tidak dapat dilakukan disemua segmen. Haruslah kita pilah-pilah dulu strategi macam apa yang cocok untuk suatu segmen.
- seberapa kuat usaha untuk meyakinkan konsumen bahwa jasa yang ditawarkan adalah bagus. Hal ini dilakukan karena biasanya konsumen selalu menyangkut pautkan sesuatu denganlatar belakangnya, tidak terkecuali pada bisnis jasa.
- Strategi juga dilakukan karena factor dan kemampuan konsumen untuk berpindah hati.

KHUSNUL DEWI ANGGRAINI
1445096076
MP NR 2009

Reportase 1 "Konsep Dasar Manajemen Pemasaran""

Konsep Manajemen Pemasaran Jasa Pendidikan

 Pemasaran, yang lebih dikenal dengan istilah asing “marketing” adalah suatu metode baru sebuah proses social dan manajerial yang dilakukan individu atau kelompok untuk menemukan, memajukan dan mengembangkan potensi individu atau kelomok tersebut dengan memusatkan sasaran atau target melalui pertukaran produk. Inti dari pemasaran adalah komunikasi. Jika dilihat dari definisinya, komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan informasi atau pesan antara dua orang atau lebih dengan cara yang efektif, sehingga pesan yang dimaksud dapat dimengerti. Sehingga penting kaitannya antara pemasaran dengan komunikasi.
 Pertukaran produk dalam pemasaran dilakukakan di tempat yang disebut pasar. Pasar merupakan tempat bertemunya antara produsen dan konsumen.
 Produsen adalah orang yang menawarkan barang atau jasa (apapun yang dapat menjual baik personal maupun service, tempat, organisasi, ide, nilai, produk, interaksi produsen dan konsumen), sedangkan konsumen adalah orang yang membutuhkn produk (apapun yang bisa ditawarkan ke pasar, diperhatikan, digunakan dan dikonsumsi untuk memuaskan).
 Pertukaran produk ini terjadi karena didasari kebutuhan yang kemudian menjadi sebuah keinginan. Mengapa? Karena kebutuhan berasal dari diri sendiri sedangkan keinginan dipengaruhi oleh factor eksternal seperti budaya, globalisasi dan lainnya.
 Ciri-ciri jasa menurut Kotler dan Armstrong (2001 : 317), yaitu :
1. Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli / intangibility
2. Jasa pada umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan / inseperability
3. Unsur jasa tergantung pada siapa yang menyediakan serta kapan dan dimana jasa itu dilakukan / variability, dan
4. Jasa tidak dapat disimpan perishability
 Pertukaran produk terjadi karena adanya transaksi. Transaksi merupakan perdagangan diantara dua pihak yang melibatkan minimal dua hal, yaitu value dan agree, kondisi, tempat dan waktu.
 Ada lima konsep yang melandasi cara organisasi melakukan kegiatan pemasaran :
1. Konsep Produksi
Adalah salah satu dari konsep tertua dalam bisnis. Konsep produksi menegaskan bahwa konsumen akan lebih menyukai produk yang tersedia secara luas dan murah. Para manejer perusahaan yang berorientasi produksi berkonsentrasi untuk mencapai efisiensi produksi yang tinggi, biaya yang rendah, dan distribusi secara besar-besaran.
Mereka mengasumsikan bahwa konsumen terutama tertarik pada ketersediaan produk dan harga yang rendah. Orientasi itu dimaklumi di negara-negara berkembang, dimana konsumen lebih tertarik untuk mendapatkan produk dari pada fiturnya. Orientasi itu juga berguna bila sebuah perusahaan yang ingin memperluas pasar. Konsep ini memiliki kelemahan yaitu produsen menjadi kurang ramah.
2. Konsep Produk
Menegaskan bahwa konsumen akan menyukai produk-produk yang menawarkan ciri paling bermutu, berkinerja, atau inovatif. Para manajer di organisasi itu memusatkan perhatian untuk menghasilkan produk yang unggul dan meningkatkan kualitasnya sepanjang waktu. Mereka mengasumsikan bahwa para pembeli mengagumi produk-produk yang dibuat dengan baik serta dapat menghargai mutu dan kinerja. Akan tetapi, para manajer itu kadang-kadang terperangkap dalam kecintaan akan produk mereka dan tidak menyadari apa yang dibutuhkan oleh pasar.
3. Konsep Penjualan
Berkeyakinan bahwa para konsumen dan perusahaan bisnis, jika dibiarkan, tidak akan secara teratur membeli cukup banyak produksi-produksi yang ditawarkan oleh organisasi tertentu. Oleh karena itu, organisasi tersebut harus melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif. Konsep itu mengasumsikan bahwa para konsumen umumnya menunjukkan kelembaman atau penolakan pembelian sehingga harus dibujik untuk membeli. Konsep itu juga mengasumsikan bhwa perusahaan memiliki banyak sekali alat penjualan dan promosi yang efektif untuk merangsang lebih banyak pembelian.
Kebanyakan perusahaan mempraktekkan konsep penjualan ketika mereka mempunyai kapasitas yang berlebih. Tujuan mereka adalah menjual apa yang dihasilkan mereka dan bukannya menghasilkan apa yang diinginkan pasar.
4. Konsep Pemasaran
Adalah sebuah filosofi bisnis yang menantang tiga orientasi bisnis yang baru saja kita bahas. Konsep ini berkembang sejak tahun 1950 an. Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasional yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih.
Konsep pemasaran telah diekspresikan dalam banyak cara beraneka ragam:
” Penuhilah kebutuhan dengan cara yang menguntungkan ”
” Temukan keinginan dan penuhilah.”
” Cintailah pelanggan, bukan produk.”
” Lakukan dengan cara Anda.” (Burger King)
” Andalah sang bos.” (United Airlines)
“ Utamakan orang-orang.” (British Airways)
“ Bermitra untuk mendapatkan laba.” (Milliken & Company)

Theodore Levitt dari Harvard menggambarkan perbedaan pemikiran yang kontras antara konsep penjualan dan pemasaran.:
Penjualan berfokus pada kebutuhan penjual; pemasaran berfokus pada kebutuhan pembeli. Penjualan memberi perhatian pada kebutuhan penjual untuk mengubah produknya menjadi uang tunai; pemasaran mempunyai gagasan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan lewat sarana-sarana produk dan keseluruhan kelompok barang yang dihubungkan dengan hal menciptakan, menyerahkan dan akhirnya mengkonsumsinya.
Konsep pemasaran berdiri di atas empat pilar: pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu, dan kemampuan menghasilkan laba.
5. Konsep Pemasaran Masyarakat
Konsep pemasaran masyarakat menegaskan bahwa tugas organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan, dan minat dari pasar sasaran dan memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien dibanding pesaing dengan tetap memelihara atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan konsumen. Konsep ini menegaskan pentinya menghindari konflik yang destruktif di dalam masyarakat.
6. Konsep Pemasaran Global
Pada konsep pemasaran global ini, manajer eksekutif berupaya memahami semua faktor- faktor lingkungan yang mempengaruhi pemasaran melalui manajemen strategis yang mantap. tujuan akhirnya adalah berupaya untuk memenuhi keinginan semua pihak yang terlibat dalam perusahaan.

Khusnul Dewi Anggraini
MP Non Reg 2009

________________________________________
Referensi
Kotler, Philip, 2002, Manajemen Pemasaran, Edisi Millenium Jilid 1, Prenhalliinso, Jakarta.
Kotler, Philip, 2002, Manajemen Pemasaran, Edisi Millenium Jilid 2, Prenhalliinso, Jakarta.
Kotler, Philip, dan Garry Amstrong, Dasar-dasar Pemasaran, Prenhallindo, Jakarta