Peluang Bisnis Jasa (Revisi)

Nama : Khusnul Dewi Anggraini
Jurusan : MP NR 2009 / 1445096076
Jenis Usaha : KURSUS MENJAHIT

Mengapa saya ingin membuka usaha kursus menjahit, mulanya saya sangat ingin bisa menjahit dengan menggunakan mesin. Saya tertarik dengan keterampilan yang satu ini karena menurut saya ini adalah keterampilan yang multi fungsi. Ketika seseorang sudah mampu dan mahir dalam menjahit maka dia akan dapat melakukan keterampilannya itu untuk berbagai hal. Karena tidak sedikit dari hal-hal yang dekat dengan kita, seperti di rumah, kantor, sekolah, restoran, mall atau bahkan yang kita kenakan sekali pun berhubungan dengan sesuatu yang dijahit. Artinya, orang akan mampu sukses dengan kemampuannya hanya dalam menjahit dan tentu tidak terlepas dengan kreatifitas untuk mengambil suatu peluang dan kesempatan.
Nah, ketika itu pula saya memutuskan untuk mengikuti kursus menjahit. Ternyata untuk menemukan tempat kursus menjahit cukup sulit, terlebih dengan jam kursus pada malam hari (karna saya adalah seorang mahasiswi). Itu mengapa yang membuat saya berfikir bahwa peluang untuk membuka usaha kursus menjahit adalah peluang bisnis yang menjanjikan.
Jadi, bisnis saya ini bergerak di bidang jasa dengan memberi kursus menjahit pada konsumen. Karena bergerak di bidang jasa maka saya mengutamakan kepuasan konsumen, yaitu mampu dan memiliki keterampilan menjahit. Saya sangat sadar bahwa minat masyarakat khususnya di kota sangat minim sekali untuk menjahit, terlebih mengikuti kursus yang di dalamnya terdapat serangkaian aktifitas yang harus dijalani. Oleh karna itu, saya mempunyai strategi pemasaran agar bisnis yang saya jalani ini dapat berkembang dikalangan mana pun, diantaranya:
1. Kursus jahit yang saya buka ini bukanlah kursus jahit pada umumnya yang hanya menawarkan satu jasa saja , tapi berbagai macam jasa. Jadi saya menawarkan banyak peket yang didalamnya menawarkan serangkaian aktifitas yang berbeda-beda dan lebih spesfik antar paketnya, sebagai contoh:
a. Paket I : kursus menjahit dan membuat baju pria (pada paket ini tentunya diajarkan menjahit sampai konsumen mengetahui pola dan mampu membuat apa pun yang berhubungan dengan sesuatu yang dipakai oleh pria secara umum)
b. Paket II : kursus menjahit dan membuat baju wanita (kursus menjahit, belajar pola dan sampai mampu membuat pakaian wanita secara umum, seperti kemeja, rok, celana atau pun long dress)
c. Paket III : kursus membuat kebaya (paket ini lebih khusus dan harus mempunyai kemampuan menjahit terlebih dahulu, jadi konsumen lebih diarahkan bagaimana membuat kebaya dari awal hingga finishing dan dikenalkan serta di ajarkan untuk membuat model-model kebaya lainnya)
d. Paket IV : kursus untuk membuat sentuhan-sentuhan atau aksesoris pakaian (paket ini lebih diajarkan bagaimana membordir, membuat payet, kerah, kancing atau hiasan lainnya)
e. Dan paket lainnya
2. Jam buka kursus jahit ini dari jam 8 am sampai jam 9 pm dan dibuka setiap hari kecuali hari minggu dan hari libur. Strategi ini dilakukan agar konsumen yang berminat dan memiliki kesibukan lain tidak mudah bentrok dan dapat memilih waktu kursusnya.
3. Tempat kursus ini tidak hanya membuka layanan kursus saja, tapi juga membuka lapangan pekerjaan. Jadi, disamping membuka kursus menjahit, saya juga membuka home industry yang bergerak di bidang fashion, tentunya fashion ini sangat luas jadi tidak perlu khawatir bahwa home industry ini tidak berkembang. Sehingga, konsumen yang sudah menjalani kursus kemudian belum mendapat pekerjaan maka mereka bisa di salurkan untuk bekerja di home industry.
4. Saya akan membuat beberapa cabang yang akan di tempatkan di daerah perkotaan maupun pedesaan dan daerah yang kebanyakan masyarakatnya pengangguran, tidak mampu dan putus sekolah. Hal ini dilakukan agar masyarakat Indonesia diharapkan memiliki keterampilan sehingga mampu untuk mengurangi pengagguran dan menaikkan pendapatan perkapita setip daerah.

Berdasarkan strategi pemasaran yang ingin saya jalani seperti diatas, maka saya melakukan identifikasi terhadap segmen usaha kursus menjahit ini, yaitu:
1. Geografis
a. Saya akan mendirikan pusat kursus menjahit ini di kota, seperti yang telah saya ungkapkan mengenai kekhawatiran terhadap masyarakat kota yang lebih menyukai sesuatu yang serba instan dan kurangnya minat terhadap keterampilan jahit ini, maka saya akan merubah pandangan dan persepsi masyarakat kota bahwa keterampilan ini penting dimiliki dan banyak manfaatnya melalui seminar-seminar yang dilakukan di sekolah-skolah atau bahkan perusahaan-perusahaan.
b. Selanjutnya akan dibuka cabang di daerah pedesaan, di pedesaan tidak sulit untuk mencari konsumen karena mereka lebih paham mengenai keterampilan ini dan manfaatnya. Masyarakat desa lebih berfikir dan tertarik untuk membuka usaha sendiri ketimbang menjadi pegawai.
c. Titik ke tiga adalah mendirikan kursus menjahit di lingkungan yang kebanyakan masyarakatnya pengangguran dan banyaknya angka putus sekolah. Pendirian kursus ini lebih bertujuan agar masyarakat di sana memiliki keterampilan yang kemudian dapat menciptakan lapangan pekerjaan agar mengurangi angka pengangguran dan anak jalanan di daerahnya. Tentunya kursus ini hanya dipungut biaya sangat murah atau bahkan gratis.
2. Demografis
a. Sasaran usaha ini adalah untuk semua umur dan tidak ada batas usia.
b. Usaha ini juga diperkenankan bagi wanita maupun pria.
3. Psikografis
a. Usaha ini sengaja dibuka untuk semua kalangan dan golongan.

Repotase 4 "Menganaliss Segmentsi dan Targetting Pasar Jasa Pendidikan"

Menganalisis Segmentasi dan Targetting pasar jasa pendidikan

Pada prinsipnya pasar adalah tempat bertemunya pembeli potensial dengan penyedia layanan dan produk jasa. Di dalam pasar asa beberapa jenis marketing, diantaranya:
1. Mass marketing:
a. Perbandingan penjual dan pembeli sama-sama banyak
Cth: Pekan Raya Jakarta atau biasa disebut PRJ adalah salah satu pasar yang perbandingan penjual dan pembelinya sama, yaitu dalam jumlah yang banyak.
b. Produk yang dihasilkan sangat banyak
Cth: perusahaan coca cola memproduksi coca cola dalam jumlah yang sangat banyak kemudian di sebar di berbagai tempat, sehingga konsumen tidak susah untuk menemukan dan membeli minuman ini.
c. Harga yang tidak mahal agar mudah dijangkau
2. Eksklusif marketing,
Dalam jenis ini sering disebut kebalikkan dari definisi Mass Marketing tadi. Karena mereka memproduksi atau menjualnya sedikit
3. Variety poduck marketing:
a. Penambahan sesuatu di produk
b. Gaya/ style (model suatu barang)
c. Ukuran
d. Kualitas
e. Other variety
“Segmentasi marketing adalah memecah pasar, membagi dalam kelompok-kelompok kemudian dibuat perbedaan yang dapat dilihat dari karakteristik, perilaku, dan kebutuhannya.” Ujar Pak Amril, salah satu dosen Manajemen Pendidikan di UNJ.
1. Identifikasi Dasar Segmentasi
a. Geografis, membagi pasar ke beberapa geografis.
1) Nation (antar Negara), penjualan produk berada di luar atau dalam negeri
2) State (aturan-aturan), dalam penjualan produk disesuaikan dengan aturan-aturan yang berlaku di tempatnya
3) Region (wilayah), penjualan produk tergantung di wilayah mana berada, perbedaan wilayah dapat membedakan harga
4) City (kota), strategi penjualan dapat di bedakan antara kota dengan desa.
b. Demografis
1) Usia, penjualan suatu produk disesuaikan sengan umur
2) Gender, dari segi ini ita dapat mengklasigikasikan apakah prosuk yang sitawarkan untuk pria atau wanita
3) Family size, faktor ini melihat dari banyak sedikitnya jumlah anggota dalam suatu keluarga. Misalnya dalam membeli mobil keluarga yang beranggotakan banyak maka akan lebih memilih mobil berukuran besar dengan kapasitas yang bisa memuat banyak orang.
4) Target positioning
5) Income, seperti adanya kartu kredit, maka akan tersirat bahwa yang menggunakan kartu kredit hanyalah orang yang mampu membayar tagihannya.
6) Occupation, factor yang menentukan level pekerjaan, seperti ketika ada konser maka disediakan bengku untuk kelas biasa, sadang dan vip
7) Cells,
8) Pendidikan, dapat disesuaikan dengan tingkat kelulusannya dan berhubungan juga denga jenis pekerjaannya.
9) Religion, adanya faktor yang mengidentifikasdi dengan keyakinan seseorang terhadap agama yang dianutnya, contohnya halal atau tidaknya makanan. Karena umat muslim diharamkan untuk memakan makanan yang diharamkan.
10) Ras, ini diidentifikasi berdasarkan ras, misalnya ada pembedaan kulit hitam dan putih, maka penjualan warna pakaian di Bandung dan Papua tentu akan berbeda.
c. Psikografis
1) Social
2) Lifestyle
3) Personality
4) Behavior
5) Benefit
6) Sering tidaknya digunakan
7) Loyalitas
8) Kesiapan konsumen
9) Sikap terhadap produk
10) Positive/ negative
11) Programmers buyer
12) Buyer hunter
13) Pembeli yang tidak suka berlama-lama

Curhatan Bisnis Saya :)

NAMA : Khusnul Dewi Anggraini
NO REG : 1445096076 / MP NR 2009
JENIS USAHA : Home Industry Bed Cover

Beberapa tahun yang lalu, ketika saya berada di bangku SMA, saya sering mendisain kostum dancer untuk mereka tampil, hingga akhirnya saya sangat amat ingin memiliki sebuah mesin jahit. Tepatnya setahun yang lalu akhirnya mesin jahit itu benar-benar ada di rumah saya dengan harga yang lumayan murah, kurang lebih 1,3 juta rupiah (dibelikan oleh orang tua). Dan usaha akan saya mulai dari sini.
Saya termasuk orang yang cukup memilki kreatifitas dan sangat tertarik untuk mempunyai suatu usaha atau bisnis. Menurut saya kemungkinan tujuan bisnis itu hanya ada 2, sukses atau gagal. Dan yang menentukan itu adalah bagaimana kita menyikapi bisnis yang kita pilih, dan mudah-mudahan saya tergolong orang yang sukses. Karena saya adalah seorang mahasiswi di manajemen pendidikan, maka insya Allah saya akan mengabdi di dunia pendidikan. Jadi saya terus memutar otak, kira-kira peluang bisnis apa yang dapat saya jalankan dengan tidak meninggalkan pengabdian saya di dunia pendidikan terkait dengan mesin jahit.
Akhirnya saya memilih untuk membuat home industry Bed Cover. Untuk memilih bisnis ini saya tidak perlu memiliki kualifikasi pendidikan tertentu, cukup memiliki keahlian menjahit, kreatifitas untuk membuat desain, dan kemauan yang keras. Saya juga dapat merekrut pekerja untuk membantu usaha saya.
Home industry bedcover ini terbilang usaha yang simpel, namun tidak akan mati termakan jaman, usia dan akan selalu eksis di hati pembelinya. Mengapa? Karena bed cover selalu dibutuhkan masyarakat setiap saat, kapanpun dan di manapun sebagai pemanis dan memberikan kesan nyaman saat tidur maupun istirahat.
Kelebihan dari home industry adalah menghasilkan barang-barang yang memilki kualitas tinggi dengan kecacatan < 1% karena kontak langsung dengan SDM atau pekerja dan melalui pengecekkan yang akurat. Selain itu home industry tidak terlalu formal dengan keterikatan waktu, tetapi lebih ke pencapaian target. Sedangkan bed cover adalah produk yang mudah untuk dikerjakan tetapi memiliki keuntungqn yqng menggiurkan. Terlebih bahan-bahannya tidak rumit dan mudah didapat juga. Itulah mengapa saya memilih home industry bed cover.
Saya yakin bahwa bed cover yang saya hasilkan mampu menarik hati konsumen dan mampu bersaing di pasaran bersama brand-brand lainnya. Karena bed cover yang dihasilkan sangat unik dengan desain menarik dan kombinasi warna yang menakjubkan serta packaging yang menawan hati. Terlebih saya akan menawarkan produk ini dengan harga yang relative murah, beda dengan harga lainnya.
Untuk pemilihan lokasi home industry berada di daerah rumah saya sediri, Citra Raya. Karna saya melihat di kawasan rumah saya belum ada toko yang menyediakan toko khusus bed cover dengan model yang banyak dan lengkap. Saya akan menyewa ruko tingkat, dilantai atas adalah pengerjaan home industry bed cover, sedangkan lantai bawah adalah toko untuk memamerkan produk-produuk saya. Kemudian toko akan saya desain semenarik mungkin dengan warna yang cerah dan wall painting yang menarik, agar beda dengan toko lainnya. Untuk menarik pembeli datang ke toko saya, saya juga akan mebuat spanduk besar dan di dalamnya tertera kisaran harga. Mengapa demikian? Karena biasanya pembeli takut datang ke sebuah toko karena harganya, oleh karena itu saya memasang strategi ini. Strategi pemasaran juga tidak hanya dilakukan dengan menjual langsung produk di toko, tetapi juga melalui online shop. Karena target bisnis saya adalah masyarakat Indonesia. Jadi mereka yang berada di luar Tangerang pun bisa ikut menikmati keindahan dan kenyamanan bed cover yang saya tawarkan. Saya juga akan membuat katalog produk untuk disebar diberbagai rumah atau daerah dengan mencantumkan alamat email, nomer telepon, alamat toko dan alamat facebook. Saya akan aktif untuk mengikuti pameran-pameran dan akan menjadi sponsor. Saya akan bekerja keras dan melakukan strategi pemasaran yang jitu agar bed cover ini menjadi no 1 di pasaran.
Berikut adalah perhitungan sederhananya:
1. Membeli bahan kain katun lokal sekitar Rp 18rb s/d 22rb per-m2 dan import sekitar Rp 24rb s/d 85rb per-m2
2. Beli bahan untuk isi selimut/bad cover, dacron sekitar Rp 16rb s/d 25rb per-m2, silicon sekitar Rp 27rb s/d 32rb per-m2
3. Membeli benang (satu gulung besar) sekitar Rp 6rb per-gulung
4. Membeli kreket (1 gulung) sekitar Rp 34rb
5. Bordir dan obras (gunakan pihak ketiga/perusahaan lain) @3,500 per-potong
Adapun penjualan bed cover/seprai mulai dari Rp 100rb s/d 150rb. Dengan harga ini saya sudah mendapatkan keuntungan yang lumayan. Sungguh bisnis yang menggiurkan bukan?

Reportase 3 "Menganalisis Lingkungan Organisasi Pendidikan"

MENGANALISIS LINGKUNGAN ORGANISASI PENDIDIKAN

Lingkungan pemasaran adalah pelaku dan kekuatan di luar pemasaran yang berdampak pada kemampuan di luar pemasaran untuk mengembangkan dan menjaga transaksi dengan pelanggan agar dapat berlangsung dengan lancar.
Pada intinya, menganalisis lingkungan organisasi pendidikan atau kita dapat menyebutnya lingkungan pemasaran dilakukan untuk mengembangkan citra diri sebuah perusahaan demi mencapai dan memuaskan pelanggan yang diharapkan sampai pada titik tertinggi.
Kita dapat melakukan analisis lingkungan pemasaran melalui 2 ranah, yaitu ranah internal dan eksternal. Saya akan mencoba menjelaskan sedikit mengenai 2 ranah tersebut dan apa saja sih yang terkandung di dalamnya sehingga mampu mempengaruhi lingkungan pemasaran. Let’s take it!!
1. INTERNAL
Lingkungan internal adalah linkungan yang sangat berpengaruh yang sebenarnya ada pada dalam diri perusahaan itu sendiri. Pada linkungan internal ada 5 faktor yang berperan aktif, yaitu:
a. People (orang), setiap perusahaan tentunya akan mempetimbangkan siapa saja yang dapat masuk dan bergabung di dalam perusahaannya, pertimbangan-pertimbangan tersebut antara lain:
1) Kompeten, sesorang dikatakan memiliki kompetensi ketika orang tersebut mampu dan sanggup mengerjakan dan menyelesaikan apa yang sudah menjadi tanggung jawabnya.
2) Palaceman, kemudian orang yang kompeten tadi akan menjadi lebih berharga jika ditempatkan pada tempat yang sesuai (right man in the right place). Penempatan ini juga berkaitan dengan karakteristik kepribadian pegawai yang koheren dengan tempat pekerjaan’a.
3) Promosi, ini berkaitan dengan penghargaan yang diberikan perusahaan melalui kenaikan jabatan. Ketika kinerja pegawai menunjukkan angka yang baik maka promosi ini penting dilakukan, baik untuk menjaga ataupun meningkatkan kinerja para pegawai.
b. Policy (kebijakan), menggambarkan visi dan misi yang dicapai dengan aturan-aturan yang digunakan. Visi dan misi sebuah perusahaan sangat penting, karena 2 hal tersebut yang akan menentukan arah, mau dibawa ke mana sih sebenarnya perusahaan itu. Dan aturan-aturan yang digunakan berkaitan dengan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, ini akan tampak pada target sebuah perusahaan yang ingin dicapai.
c. Leadership (kepemimpinan),
1) Sentralistik, kepemimpinan dengan gaya sentralistik adalah kepemiminan yang hanya menitik beratkan kepada pimpinan saja. Artinya, kepemimpinan ini bersifat otoriter. Kebijakan atau keputusan hanya diambil oleh satu belah pihak saja, yaitu pemimpin. Pemimpin berhak menentukan apa saja jalan yang akan ditempuh perusahaannya, dan pekerja hanya menjalankan apa yang sudah menjadi keputusan pemimpin.
2) Moderat, gaya kepemimpinan seperti ini bisa juga disebut dengan gaya kepemimpinan yang demokratis. Mengapa? Pemimpin bukan orang satu-satunya yang mengambil sebuah keputusan, tetapi seorang pemimpin tersebut juga meminta pendapat para bawahannya. Jadi, sebuah keputusan tidak diambil oleh satu belah pihak saja, tetapi ada pihak lain yang mampu mempengaruhi keputusannya tersebut.
3) Rises fire, pada kepemimpinan seperti ini pemimpin lebih banyak melimpahkan sebagian pekerjaannya kepada bawahan. Mungkin kepemimpinan ini memperlihatkan pemimpin yang masa bodoh, tetapi sebenarnya pemimpin ini tidak hanya diam dengan melimpahkan pekerjaan pada bawahan begitu saja. Justru ia melakukan monitoring, evaluasi dan supervisi. Monitoring dilakukan untuk mengendalikan dan meyakinkan bawahan bahwa mereka diperhatikan, tidak dibiarkan begitu saja. Kemudian pemimpin melakukan evaluasi agar apa yang sudah direncanakan berjalan dengan lancar, ketika ada ketidakberesan maka dilakukan supervisi, gunanya untuk meningkatkan kinerja pegawai.
4) Task oriented, kepemimpinan seperti ini menekankan pada pekerjaan yang di emban pegawai tanpa memperdulikan aspek lainnya. Jika pegawai tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya maka pegawai tersebut dianggap gagal.
5) People oriented, disini seorang pemimpin dapat menghargai segala kemampuan yang dimilki pegawainya dan mampu memberdayakan semua pegawai.
d. Reword system, penghargaan ini berhak diterima setiap pegawai atas kinerja dan pengorbanan yang telah dilakukan untuk perusahaan tempat mereka bekerja. Penghargaan ini juga diberikan perusahaan sebagai tanda terima kasih. Penghargaan dapat diberikan melalui 2 cara, yaitu:
1) Materi (berupa gaji, tunjangan, dan bonus)
2) Non-materi (berupa pujian dan respon positif sebagai motifasi)
e. Culture (budaya), merupakan value atas nilai-nilai yang dianut. Pelanggan akan melihat identitas sebuah perusahaan, karna dari situlah sebenarnya akan terlihat nilai-nilai yang digunakan dan diorientasikan di dalam perusahaannya.
Lingkungan internal atau mikroenviroment yang terkait dengan marketing adalah sebagai berikut:
a. Supply
b. Marketing chanel form (perantara)
c. Costumer (pelanggan)
d. Competitor (pesaing)
e. Public (masyarakat)

2. Eksternal
Adalah faktor yang mempengaruhi lingkungan pemasaran yang letaknya berada di luar perusahaan.
a. Demografi, dapat kita lihat melalui:
1) Banyak sedikitnya orang
2) Kepadatan penduduk
3) Lokasi
4) Usia
5) Gender
6) Ras
7) Occupation
b. Economic environment (daya beli)
c. Natural environment (lingkungan alam)
d. Teknologi
e. Lingkungan politik
f. Lingkungan budaya

Reportase 2 "Konsep Dasar Jasa"

KONSEP DASAR JASA

Jasa adalah suatu serangkaian aktifitas kegiatan dimana terjadi interaksi dengan manusia maupun mesin dan yang disediakan untuk memuasakan pelanggan. Jasa dapat berupa satu atau serangkaian kegiatan. Untuk satu kegiatan kita ambil contoh dokter, dokter mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit dalam diri pasien. Maka dokter tersebut hanya melakukan satu kegiatan jasa saja yaitu menyembuhkan penyakitnya, tidak ada kegiatan jasa yang akan dilakukannya lagi ketika penyakit tersebut sudah tersembuhkan. Serangkaian kegiatan dapat dilustrasikan dengan pekerjaan bengkel. Ketika ada seseorang membutuhkan jasa bengkel atau berniat untuk menservice kendaraanya, maka petugas bengkel tidak hanya melakukan satu jenis jasa saja, tetapi berbagai jenis jasa guna menservice atau membuat kendaraan pelanggan menjadi nyaman kembali atau sesuai dengan yang diharapkan.

Inti dari jasa adalah mencapai kepuasan pelanggan semaksimal mungkin. Karena kepuasan pelanggan berbeda-beda maka setiap produsen jasa harus cerdik dalam memilih segmen-segmen untuk melayani pelanggan atau penikmat jasa.

Di dalam pendidikan jasa tidak hanya dituntut untuk dapat meningkatkan kepuasan pelanggannya saja, tetapi juga harus mampu mengubah sesorang menjadi yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, yang tidak bisa menjadi bisa, yang jelek menjadi bagus, dan perubahan-perubahan lainnya ke arah yang positif dan lebih baik sebagaimana tujuan dari pendidikan itu sendiri. Mengapa? Karena pada dasarnya pendidikan bukanlah sekedar industry jasa biasa tetapi merupakan nobel industry atau industri mulia, jadi kegiatan jasanya tidak hanya sekedar memuaskan pelanggan saja.

 Jasa adalah sesuatu yang abstrak, jasa baru dapat dirasakan setelah membeli atau menggunakan jasa tersebut (intangibility)
 Jasa pada umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan (inseperability)
 Unsur jasa tergantung pada siapa yang menyediakan serta kapan dan dimana jasa itu dilakukan (variability)
 Jasa tidak dapat disimpan (perishability), artinya jasa harus selalu diproduksi dan tidak dapat di invest untuk waktu yang akan mendatang. Ilustrasinya ketika ada seorang anak tidak masuk dan tidak dapat mengikuti apa yang dijelaskan dosen kepada murid lainnya dihari itu, maka tentu saja semua informasi itu tidak dapat diterima si anak untuk hari berikutnya. Karena semua yang telah dijelaskan dosen tidak dapat disimpan untuk hari yang akan mendatang, maka dosen itu harus menjelaskan kembali apa yang telah disampaikannya pada hari yang lalu.
Empat hal di atas merupakan karakteristik jasa.

Ada beberapa factor bisnis jasa dapat berkembang, diantaranya:
1. Perbaharuan jasa yang telah diberikan
Semula Bank hanya digunakan untuk menyimpan uang saja tetapi sekarang Bank juga digunakan sebagai asuransi, jaminan, transfer, bahkan pinjaman. Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan perusahaan untuk memperbaharui bisnis jasanya, diantaranya melakukan survey dan answer services (layanan bebas pulsa)
2. Lokalisasi titik-titik playanan (localizing service point)
- Pendapatan / keuntungan tidak secara langsung tetapi secara umum
Adanya ATM drive true di Pondok Indah didirikan semata-mata hanya untuk memudahkan para nasabah dalam pengambilan uang. Padahal jika dilihat dengan kasat mata tidak ada keuntungan yang diperoleh, kasarnya boro-boro mendapatkan uang secara langsung yang ada malah mengeluarkan uang yang cukup banyak untuk menyewa tempat. Tetapi sebenarnya titik pelayanan tersebut justru dapat memberikan keuntungan bagi Bank, tetapi keuntungan secara umum. Karena dengan adanya titik pelayanan membuat para nasabah merasa dimanjakan, alhasil akan banyak calon-calon nasabah lainnya yang akan bergabung dengan Bank tersebut.
3. Adanya kesepakatan (leverage contract)
Dalam hal ini terdapat kontrak kesepakatan antara ke dua belah pihak yang mengakibatkan sebuah keterikatan. Seperti halnya kartu matahari yang ditawarkan agar konsumen dapat menikmati diskon. Pada akhirnya konsumen akan membeli barang-barang lebih banyak karna terjebak atau tergiur dengan diskon yang diberikan.
4. Pemanfaatan informasi melalui media
Media ini dimanfaatkan bisnis jasa untuk menyebar informasi agar lebih banyak calon konsumen yang tertarik degan jasa yang ditawarkan. Tetapi pemanfaatan media ini haruslah dilakukan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan perbedaan persepsi.
5. Strategi agar konsumen mengatakan ya atau setuju (determining strategic value)
- Strategi dilakukan pada segmen-segmen tertentu
Ketika ada barang elektronik Toshiba dijual dengan harga sangat murah, belum tentu akan banyak orang yang tertarik dan membelinya. Justru mereka akan bertanya-tanya dan timbul rasa keraguan dengan kualitas dan brand seperti itu mengapa harga yang ditawarkan sangat murah. Jadi, strategi tidak dapat dilakukan disemua segmen. Haruslah kita pilah-pilah dulu strategi macam apa yang cocok untuk suatu segmen.
- seberapa kuat usaha untuk meyakinkan konsumen bahwa jasa yang ditawarkan adalah bagus. Hal ini dilakukan karena biasanya konsumen selalu menyangkut pautkan sesuatu denganlatar belakangnya, tidak terkecuali pada bisnis jasa.
- Strategi juga dilakukan karena factor dan kemampuan konsumen untuk berpindah hati.

KHUSNUL DEWI ANGGRAINI
1445096076
MP NR 2009

Reportase 1 "Konsep Dasar Manajemen Pemasaran""

Konsep Manajemen Pemasaran Jasa Pendidikan

 Pemasaran, yang lebih dikenal dengan istilah asing “marketing” adalah suatu metode baru sebuah proses social dan manajerial yang dilakukan individu atau kelompok untuk menemukan, memajukan dan mengembangkan potensi individu atau kelomok tersebut dengan memusatkan sasaran atau target melalui pertukaran produk. Inti dari pemasaran adalah komunikasi. Jika dilihat dari definisinya, komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan informasi atau pesan antara dua orang atau lebih dengan cara yang efektif, sehingga pesan yang dimaksud dapat dimengerti. Sehingga penting kaitannya antara pemasaran dengan komunikasi.
 Pertukaran produk dalam pemasaran dilakukakan di tempat yang disebut pasar. Pasar merupakan tempat bertemunya antara produsen dan konsumen.
 Produsen adalah orang yang menawarkan barang atau jasa (apapun yang dapat menjual baik personal maupun service, tempat, organisasi, ide, nilai, produk, interaksi produsen dan konsumen), sedangkan konsumen adalah orang yang membutuhkn produk (apapun yang bisa ditawarkan ke pasar, diperhatikan, digunakan dan dikonsumsi untuk memuaskan).
 Pertukaran produk ini terjadi karena didasari kebutuhan yang kemudian menjadi sebuah keinginan. Mengapa? Karena kebutuhan berasal dari diri sendiri sedangkan keinginan dipengaruhi oleh factor eksternal seperti budaya, globalisasi dan lainnya.
 Ciri-ciri jasa menurut Kotler dan Armstrong (2001 : 317), yaitu :
1. Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli / intangibility
2. Jasa pada umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan / inseperability
3. Unsur jasa tergantung pada siapa yang menyediakan serta kapan dan dimana jasa itu dilakukan / variability, dan
4. Jasa tidak dapat disimpan perishability
 Pertukaran produk terjadi karena adanya transaksi. Transaksi merupakan perdagangan diantara dua pihak yang melibatkan minimal dua hal, yaitu value dan agree, kondisi, tempat dan waktu.
 Ada lima konsep yang melandasi cara organisasi melakukan kegiatan pemasaran :
1. Konsep Produksi
Adalah salah satu dari konsep tertua dalam bisnis. Konsep produksi menegaskan bahwa konsumen akan lebih menyukai produk yang tersedia secara luas dan murah. Para manejer perusahaan yang berorientasi produksi berkonsentrasi untuk mencapai efisiensi produksi yang tinggi, biaya yang rendah, dan distribusi secara besar-besaran.
Mereka mengasumsikan bahwa konsumen terutama tertarik pada ketersediaan produk dan harga yang rendah. Orientasi itu dimaklumi di negara-negara berkembang, dimana konsumen lebih tertarik untuk mendapatkan produk dari pada fiturnya. Orientasi itu juga berguna bila sebuah perusahaan yang ingin memperluas pasar. Konsep ini memiliki kelemahan yaitu produsen menjadi kurang ramah.
2. Konsep Produk
Menegaskan bahwa konsumen akan menyukai produk-produk yang menawarkan ciri paling bermutu, berkinerja, atau inovatif. Para manajer di organisasi itu memusatkan perhatian untuk menghasilkan produk yang unggul dan meningkatkan kualitasnya sepanjang waktu. Mereka mengasumsikan bahwa para pembeli mengagumi produk-produk yang dibuat dengan baik serta dapat menghargai mutu dan kinerja. Akan tetapi, para manajer itu kadang-kadang terperangkap dalam kecintaan akan produk mereka dan tidak menyadari apa yang dibutuhkan oleh pasar.
3. Konsep Penjualan
Berkeyakinan bahwa para konsumen dan perusahaan bisnis, jika dibiarkan, tidak akan secara teratur membeli cukup banyak produksi-produksi yang ditawarkan oleh organisasi tertentu. Oleh karena itu, organisasi tersebut harus melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif. Konsep itu mengasumsikan bahwa para konsumen umumnya menunjukkan kelembaman atau penolakan pembelian sehingga harus dibujik untuk membeli. Konsep itu juga mengasumsikan bhwa perusahaan memiliki banyak sekali alat penjualan dan promosi yang efektif untuk merangsang lebih banyak pembelian.
Kebanyakan perusahaan mempraktekkan konsep penjualan ketika mereka mempunyai kapasitas yang berlebih. Tujuan mereka adalah menjual apa yang dihasilkan mereka dan bukannya menghasilkan apa yang diinginkan pasar.
4. Konsep Pemasaran
Adalah sebuah filosofi bisnis yang menantang tiga orientasi bisnis yang baru saja kita bahas. Konsep ini berkembang sejak tahun 1950 an. Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasional yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih.
Konsep pemasaran telah diekspresikan dalam banyak cara beraneka ragam:
” Penuhilah kebutuhan dengan cara yang menguntungkan ”
” Temukan keinginan dan penuhilah.”
” Cintailah pelanggan, bukan produk.”
” Lakukan dengan cara Anda.” (Burger King)
” Andalah sang bos.” (United Airlines)
“ Utamakan orang-orang.” (British Airways)
“ Bermitra untuk mendapatkan laba.” (Milliken & Company)

Theodore Levitt dari Harvard menggambarkan perbedaan pemikiran yang kontras antara konsep penjualan dan pemasaran.:
Penjualan berfokus pada kebutuhan penjual; pemasaran berfokus pada kebutuhan pembeli. Penjualan memberi perhatian pada kebutuhan penjual untuk mengubah produknya menjadi uang tunai; pemasaran mempunyai gagasan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan lewat sarana-sarana produk dan keseluruhan kelompok barang yang dihubungkan dengan hal menciptakan, menyerahkan dan akhirnya mengkonsumsinya.
Konsep pemasaran berdiri di atas empat pilar: pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu, dan kemampuan menghasilkan laba.
5. Konsep Pemasaran Masyarakat
Konsep pemasaran masyarakat menegaskan bahwa tugas organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan, dan minat dari pasar sasaran dan memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien dibanding pesaing dengan tetap memelihara atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan konsumen. Konsep ini menegaskan pentinya menghindari konflik yang destruktif di dalam masyarakat.
6. Konsep Pemasaran Global
Pada konsep pemasaran global ini, manajer eksekutif berupaya memahami semua faktor- faktor lingkungan yang mempengaruhi pemasaran melalui manajemen strategis yang mantap. tujuan akhirnya adalah berupaya untuk memenuhi keinginan semua pihak yang terlibat dalam perusahaan.

Khusnul Dewi Anggraini
MP Non Reg 2009

________________________________________
Referensi
Kotler, Philip, 2002, Manajemen Pemasaran, Edisi Millenium Jilid 1, Prenhalliinso, Jakarta.
Kotler, Philip, 2002, Manajemen Pemasaran, Edisi Millenium Jilid 2, Prenhalliinso, Jakarta.
Kotler, Philip, dan Garry Amstrong, Dasar-dasar Pemasaran, Prenhallindo, Jakarta